Doula dalam perspektif urban dan multikultural

Masih dalam rangka #nulisrandom2015. Rencana dalam sepekan ini, saya akan menulis tentang doula dari penelitian yang saya cari melalui ebsco host.

Penelitian yang saya review kali ini berjudul :

"A Hospital-Based Doula Program and Childbirth Outcomes in an Urban, Multicultural Setting"

oleh Julie Mottl-Santiago, Catherine Walker, Jean Ewan, Olivera Vragovic, Suzanne Winder, Phillip Stubblefield (Published online: 3 July 2007. Springer Science+Business Media, LLC 2007).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan apakah ada perbedaan hasil dalam kelahiran dan menyusui pada wanita yang menerima dukungan persalinan melalui sebuah rumah sakit berbasis program doula, dibandingkan dengan wanita yang tidak mendapatkan perlakuan yang sama.

Dukungan doula selain bermanfaat dalam persalinan. doula jug diindikasikan mampu menurunkan post partum depresi dan meningkatkan kepercayaan diri ibu dalam inisiasi menyusui.



Pada lingkungan multikultural, penolong persalinan mungkin tidak selalu dapat memberikan dukungan yang kompeten secara budaya dalam 'bahasa persalinan wanita'. Sebagai contoh; dalam budaya multikultural seorang penolong persalinan tidak hanya seorang wanita terapi juga laki-laki. Seorang laki-laki kemungkinan kurang bisa mengkomunikasikan 'bahasa persalinan secara wanita'.


Metode : Mereka melakukan evaluasi program retrospektif untuk membandingkan perbedaan hasil antara kelahiran pada 37 minggu atau lebih dengan dukungan doula dan kelahiran pada 37 minggu atau lebih tanpa dukungan doula melalui tujuh tahun pertama dari rumah sakit berbasis program doula,.


Regresi Log-binomial digunakan untuk membandingkan perbedaan dalam tingkat kelahiran sesar, penggunaan epidural, operasi persalinan pervaginam, Apgar skor, niat menyusui dan inisiasi menyusui dini setelah mengontrol demografi dan faktor risiko medis . Analisis dilakukan untuk seluruh kohort 11.471perempuan dan ukuran paritas dan penyedia layanan di subkelompok analisis. Uji Cochran-Mantel-Haenszel dilakukan untuk mendeteksi perbedaan efek dari waktu ke waktu.

Hasil dari penelitian adalah pada semua kelompok, wanita dengan dukungan doula secara signifikan memiliki tingkat yang lebih tinggi dalam hal niat menyusui dan IMD. Analisis subkelompok menunjukkan bahwa dukungan doula secara signifikan berhubungan dengan:



  1. besarnya niat untuk menyusui dan IMD untuk semua wanita tanpa memperhatikan paritas atau penolong persalinan, pengecualian pada wanita multipara dengan penolong persalinan adalah dokter;

  2. tingkat sesar lebih rendah untuk wanita primipara dengan penolong persalinan bidan.

Kesimpulan : Sebuah program rumah sakit berbasis doula sangat berkaitan dengan peningkatan dalam hal keinginan menyusui dengan kondisi multikultural.

Dari penelitian diatas bisa disimpulkan bahwa keberhasilan seorang doula secara totalitas memerlukan dukungan program dari rumah sakit. Rumah sakit yang memberikan akses dan kepercayaan penuh pada doula untuk membantu ibu hamil dalam menghadapi persalinan dan masa post partum.

Terlebih jika menimbang kondisi sosial masyarakat multikultural. Komunikasi yang baik pada ibu bersalin, sangat diperlukan. Psikis-emosi yang siap dan tenang mampu membawa ibu bersalin pada kondisi 'siap menyusui' dan semangat untuk melakukan IMD.

Awal dari pemberian gizi terbaik untuk anak. Kemudian berlanjut pada pemberian buku bergizi untuk bayi-balita sebagai rangsangan motorik halus dan kasarnya

Tidak ada komentar:

Terimakasih sudah berkunjung dan meninggalkan kenangan di kolom komentar blog. Insyaallah segera dibalas :)

Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup, it's not that hard to do dear...

Diberdayakan oleh Blogger.