[Repost] Mari bermain supaya bahagia
Usia anak-anak pasti dipenuhi dengan dunia permainan. Anak-anak akan memilih permainan yang dilihatnya sebagai sebuah kesempatan untuk ber-experiment dan ber-explorasi. Ibaratnya ilmuwan, anak-anak sedang menemukan formula yang tepat untuk menikmati kegembiraannya.
Mencoba, mencoba dan mencobaSeperti kata abah Ihsan Baihaqi pakar parenting mengenai alam fikiran anak dalam :
Hukum Kekekalan Penasaran Anak
Apapun Bagi Aku, Baru.
Apa yang Baru, Memikatku.
Yang Memikatku,
Wajib Kusentuh,
Kurasakan, Kuuji Coba.
Jangan Coba Simpan Barang-Barangmu Dalam Jangkauanku Ayah-Ibu, Jika Tidak.
Jangan Salahkan Barangmu Rusak Karena NIAT EKSPLORASIKU.
Begitu banyak permainan yang dapat anak jumpai, bahkan barang perabot yang bukan mainan, bagi anak adalah mainan yang bisa membuat mereka tergelak keriangan. Mainan modern, mainan tradisional, mainan baru atau lama tetap menjadi bahan menarik bagi mereka. Warna-warni, gerak tubuh dan bentuk yang beraneka ragam, "Aku ingin memainkannya!". Kurang lebih demikian suarah hati para anak.
Pemainan modern seperti gadget dan kawan-kawannya adalah suatu keniscayaan. Bahwa anak Era Milenium akan hidup dalam dunia Gyga Bite! Sebagai orang tua harus mensikapi dengan bijak. Orang tua tidak bisa selamanya menyembunyikan anak dari dunia luar dan kemajuannya.
"Orang tua harus menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman, bukan sebaliknya.
Karena kemajuan zaman tak akan pernah terbendung arusnya".
Pendampingan pemberian pengertian akan lebih menyelamatkan anak daripada pelarangan yang tiada henti tanpa alasan rasional yang jelas. Anak-anak adalah sosok manusia yang belum besar tubuhnya, tetapi secara intelejensia mereka adalah manusia yang cerdas. Kecerdasan mereka akan berkembang seiring dengan pendidikan yang mereka peroleh dari lingkungan.
Anak mengasah kecerdasan mereka melalui pengalaman hidupnya sesuai tahapan masing-masing usia. Pada tahap anak bermain mereka akan belajar dari permainan mereka. Bahkan permainan modernpun akan memberikan pengalaman untuk mereka. Di sisi lain permainan Tradisional tidak kalah keren dari permainan modern.
Coba kita ingat Dakon atau congklak yang mengajarkan cara berhitung yang diidentikkan dengan cara menyimpan hasil panen pada zaman dahulu. Atau Dingklik Oglak Aglik yang mengajarkan kerjasama dan sportifitas.
Permainan tradisional ini sekarang menjadi warisan budaya yang mulai terancam keberadaannya. Biasanya permainan tradisional yang dimainkan bersama membutuhkan ruangan yang luas, sementara ruanr terbuka masyarakat mulai berkurang. Zaman dahulu di kampung saya, setiap RT ada 1 tanah lapang yang digunakan sebagai tempat aktivitas olah raga warga termasuk untuk bermain anak-anak. Bermain petak umpet, benthik, betengan, dingklik oglak agklik, bahkan main perang-perangan. WOW!
Bagaimana dengan sekarang?
Tanah lapang sudah menjadi rumah-rumah warga, permainan Tradisional kelompok mulai kehilangan tempat. Barang-barang permainan mulai dirambah industri kapitalis menjadi mainan siap pakai. memangkas kreatifitas anak zaman dahulu yang membuat sendiri mainannya.
Sebagaimana orang tua kebanyakan yang menginginkan anaknya tumbuh dengan seimbang dalam lingkungan yang penuh tantangan. Saran dari parenting tersohor, pendapat dari senior dalam dunia pengasuhan anak, semua saya kumpulkan dan coba saya praktekkan. Salah satunya dengan mengajak anak bermain dengan permainan tradisional. Permainan Tradisional sudah dimainkan anak saya diantara Dakonan, pasaran menggunakan mainan tanah ataupun plastik, layangan mini (ini karena banyak teman sebayanya anak laki-laki), membuat kincir rantai kertas, tebak-tebakan dan melipat atau yang lebih dikenal dengan origami.
PASARAN LEMAH ATAU MAIN MASAK-MASAKAN DENGAN TEMBIKAR
Mainan tembikar ini kalau di Semarang khasnya ada saat masa menyambut bulan puasa Ramadhan dan disebut "Dugderan". Tetapi di Jl. Sukarno Hatta Semarang sekarang ada pedagang yang setiap hari menjual mainan ini. Selain mainan tembikar ada juga yang dari seng, berbagai celengan bukan hewan liar atau alat untuk menabung dari tanah dan plastik dengan aneka bentuk. Truk mainan dari kayu atau teripleks dan masih banyak lagi. Mainan ini tidak tahan lama karena mudah pecah. Kebiasaan anak saya, mainan tidak akan bertahan usianya lebih dari 24 jam kecuali saya benar-benar menerapkan sistem safety guard untuk mainan tersebut, hehe..
TEBAK NAMA HEWAN DAN BUAH
Permainan ini sering saya mainkan bersama kawan-kawan sewaktu kecil. Selain menguji wawasan, bagi balita permainan ini mengajarkan tentang permainan mengurutkan. Cara bermainnya mudah, pemain cukup menyumbangkan sejumlah jari tangan sebagai tanda keikutsertaan sekaligus alat permainan. Jari akan diurutkan dengan abjad dari A-Z. jumlah jari akan menentukan jumlah huruf yang akan ditebak.
Apakah anak saya sudah bisa menebak?
Tentu saja belum, tetapi dengan mendengarkan saya menebak nama hewan dan buah dia mempelajari kosakata baru dari saya tanpa alat tambahan selain Jari!
Layangan MINI
Layang-layang ini dibeli dengan harga Rp. 3000,- karena saya tidak bisa membuatnya. Mungkin jika kepepet ada kesempatan bisa dicoba karena sepertinya mudah. Bahannya hanya lidi, kertas, lem, spidol warna untuk mewarnai dan menggambar dan benang wol.
Tidak ada lapangan tidak apa-apa karena layangan mini ini hanya diberi seutas tali wol tidak lebih dari 25 cm dan selanjutnya disambung dengan lidi panjang. jadi tidak bisa untuk 'ampatan' atau beradu.
Melipat kertas atau origami
Melipat kertas merupakan permainan tradisional dari Jepang atau yang biasa disebut Origami. Semasa kecil paling suka kalau membuat katak, pesawat, atau tempat bumbu yang bisa digunakan seperti boneka tangan. Saya tidak begitu hafal tekhnik melipat semua bentuk diatas. Setiap kali akan bermain, saya membuka video tutorial origami hadiah membeli buku origami.
Apakah anak saya bisa melipat kertas?
Bisa!
Sesuai kemampuannya, bahkan cuma dilipat acak yang penting mirip. Untuk membuat katak, diremas-remas kecil tak berbentuk katak sama sekali yang penting gundukan kertas seukuran katak origami milik saya. Huehehe...
Kincir Rantai Kertas
Permainan yang satu ini saya dan anak saya membuatnya sendiri. Bahannya cuma kertas yang dipotong dengan ukuran sama, benang, dan lem kertas.
- Bubuhkan lem di ujung kertas yang dipotong memanjang
- Rekatkan kedua ujung tersebut hingga berbentuk gelang
- Buat lagi gelang-gelang serupa dengan saling silang memasukkan di lgelang yang telah dibuat sebelumnya hingga terbentuk menjadi rantai seperti gambar di samping.
- Berikan benang dan gantung di area terbuka yang di lewati banyak hembusan angin
- Jangan lupa berikan pemberat di bagian paling ujung bawah rantai untuk memantapkan putaran kincir.
Dan Tadaaa... inilah hasilnya
Anak saya bisa? Bisa...
Bisa ngasi lemnya aja, setelah itu ditumpuk sejajar tanpa dibentuk gelang-gelang. Jadi baru belajar sampai tahap pertama, Membubuhkan lep pada kertas. hihihihi...
Seru banget tenyata bermain bersama anak dengan mainan masa kecil kita dahulu.
wah sering kangen mainan masa lalu mbak, apalagi dari tanah liat. Kadang pengen beli tapi mau buat apa, pengen maen malu juga tapi kangen.hehe
BalasHapusIya mbak mainan tanah itu menyimpan memori yg spesiaaal
HapusDunia anak memang dunia bermain
BalasHapusDalam bermain juga dia belajar
Tampak seru nih mainnya si kakak
Sipps belajar dalam bermain mbak
HapusTernyata banyak sekali permainan yang dulu kita mainkan ya mbak Diah. Dan ini mengingatkan saya kembali tentang masa kecil yang indah.
BalasHapusWah itu si kecil udah pintar main layangan ya mbak, lucu banget :)
layangan mini mbak hihihi
Hapusumurnya g ada sehari si layangan sudah digemesin sama yang mainan
kangeeeennn sama mainan-mainan jaman saya kecil, skrg sudah tergantikan dengan mainan maya alias gadget, hehehehe
BalasHapusjadi kenal mbak ima karena gadget deh hehe
HapusJadi rindu masa kecil yang menggunakan permainan macam ini. Apalagi permainan yang tebak-tebakan sama layang-layang, hehe seru.
BalasHapusDimainkan lagi sama adik, ponakan atau anak tetangga hehe
HapusSeru sekali ya mainan sama anak, emang sebagai ortu kita harus kreatif dan mau berlelah-lelah sedikit he3. Salut buat Mbak Indri.
BalasHapusSalut juga buat keluarga biru yaa...
HapusKeep semangat jd orang tua yg keren hehe
Ih lucu bgt itu layangannya..anakku blm pernah main layangan nih. Sama dugderan itu ternyata semacam tembikar to
BalasHapusiya mbak, tembikar dari tanah. dugderan ini nama event-nya mbak
HapusWah bundanya kreatif pisan..
BalasHapusalhamdulillah mbak, coba-coba
Hapuslagian anak saya kurang cocok main sama mainan mahal. ga sampai 24 jam biasanya.yang bikin sendiri murah meriah dan menyenangkan :D hehe
Kalau saya dulu sih sukanya main egrang, gasing (panggal) sama yang paling saya suka yaitu layangan, menyenangkan sekali pokonya. Btw, kunjungan baliknya ya di http://amir-silangit.blogspot.co.id/2016/01/mengenang-era-90-dengan-memainkan.html terimakasih :-D
BalasHapusegrang itu anak saya pengen nyoba pas lihat di festival mainan anak, tapi saya ga berani ijinkan. masih kekecilan soalnya waktu itu
Hapusaduuhh mainan tembikarnya ituuhh... bikin pengeennn... :D
BalasHapusunyu ya mbak
HapusIh anak manis kok unyu sekali main layangan :)
BalasHapusTerima Kasih sudah ikut GA saya dan mbak Lidya
terima kasih kembali mbak,
Hapussenangnya bisa bergerak dan berkreasi melalui permainan tradisional :)
BalasHapuspermainan tradisional lebih banyak manfaatnya ya mbak
Hapusaiih yang main.layangan seneng banget ya dek..
BalasHapuspermainan tradisional emang ga ada matinya yaa.
iyaa seneng banget lari2 main layangan
Hapussi kecil pinter ya main layang-layangnya mak he.he
BalasHapusmudah main layangan mini xixixi
Hapustebak nama buah atau hewan kedua anakku sering main sekarang di rumah. TErima kasih sudah berpartisipasi ya
BalasHapussama-sama mbak lidya :)
HapusWaaah seruu jadi pengin ngajak Jiwo main layangan juga hihi
BalasHapusiya seru banget :)
Hapuswajib dicoba mbak
Iya bener, anak kecil ini penasarannya banyak, apapun mesti di pegang
BalasHapusDan smp emaknya capek...
Hapus