Asertif dengan menulis


Assalamuallaykum. Aalhamdulillah Ramadhan.

Bagaimana puasa teman baca semua?

Semoga lancar dan makin memberikan keberkahan dalam hidup.

Aamiin ya Robbal alamiin

Hari ini saya mau coba nulis tema rutin di 'Be Molulo'. Komunitas bloggernya Sulawesi Tenggara. Setiap bulan ada tema yang harus ditulis, cuman saya yang kurang intens mengikuti. Bicara soal assertive atau diterjemahkan asertif, adalah sikap dimana seseorang dapat mengemukakan pendapat tanpa disertai luapan emosi tak berarti atau bahkan kekerasan verbal dan fisik.

Sebelum mulai ngobrol, kita tes dulu yuk...
Kita termasuk orang yang asertif atau tidak, cek skor dari gambar diatas ya...

Kembali ke Be Molulo
Tema bulan ini  adalah tema dari teman kami yang sedang menyelesaikan studi di London, Miss Ririn dan tema ini ada kaitannya dengan asertif, yaitu 'how  to rise from failure'
Cukuplah kematian menjadi nasehat
Teman, sahabat dan rekan sesama blogger pasti mengetahui sejarah 'Yusuf' saya. Hal yang sering Tere Liye ungkapkan mengenai jatuhnya dauh. Memaknainya memang tidak mudah dan ada saat semakna dengan slogan pengisi Bbm 'Mulai dari nol'.

Setidaknya ketika menghadapi kegagalan, tidak lagi ada drama menyesakkan dada. Semua dikembalikan pada Yang Maha Kuasa. Segala keberhasilan dan kegagalan ditentukan olehNya setelah berusaha tentunya.

Tidak ada lagi tulisan-tulisan di sosial media yang menyesakkan hati sendiri dan orang lain yang membacanya. Kekecewaan dan perbedaan tak seharusnya diluapkan semena-mena pada lawan bicara maupun ruang umum.

Seberapa banyak pertengkaran dan perpecahan bangsa semenjak sosial media seakan menjadi Raja Dunia Maya. Kekesalan pada segala kegagalan ditumpah ruahkan di media sosial, sialnya saya pernah menjadi salah satunya. Menyindir, merasa paling benar, merasa paling pintar dari sebagian yang lain dan emosi negatif lainnya.

Dahulu atau bahkan suatu saat ketika 'khilaf' hal yang sama terulang dan saya anggap sebagai kegagalan. Kegagalan untk dapat menjadi pribadi yang asertif. Tanpa asertif pikiran dan emosi terpusat pada hal negatif yang berujung pada kondisi tidak menghargai apapun yang dimiliki bahkan orang lain di lingkungan terdekat (keluarga) maupun terjauh.

Lalu bagaimana saya mengatasinya?
Menulis!
Alhamdulillah saya memiliki teman-teman yang menyukai dunia kepenulisan. 3-4 buku yang memiliki ISBN telah terbit hasil dari kegiatan menulis bersama. Setiap penulisan buku mengedepankan berbagi cerita yang mengesankan dengan pesan baik. 

Saya belajar untuk asertif dengan menulis. Keasertifan saya setidaknya dapat mengendalikan sedikit -walau sedikit- perasaan saya dan perkataan saya. Saya tidak perlu untuk terlarut dalam kekecewaan pada manusia, maupun pada keadaan. 
Any how, no body's perfect

Ruang curahan hati tetap saya butuhkan pada beberapa sahabat yang fase asertifnya lebih baik daripada saya. Mereka yang membukakan pandangan baik lain dan kelapangan hati menerima berbagai bentuk rasa kecewa.

Saya belajar untuk asertif dengan menulis. Keasertifan saya dalam menulis saat ini dapat menghasilkan rupiah yang lumayan selain dari penjualan buku. Alhamdulilah.

Sampai saat ini, walaupun saya sempat berhenti menulis kurang lebih 1 tahun lamanya, teman-teman writingholics saya masih menerima dengan tanpa prasangka, tanpa bertanya dan menunjuk 'kemana saja selama ini?'

Terima kasih teman-teman yang baik
Asertif saya bertumbuh bersama kalian.
I'm back to my keyboard!

1 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung dan meninggalkan kenangan di kolom komentar blog. Insyaallah segera dibalas :)

Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup, it's not that hard to do dear...

Diberdayakan oleh Blogger.