Roro blonyo dan kesuburan reproduksi
Foto ini saya ambil dari akun pinterest yang saya pined dari akun blog lama saya. Beberapa akun saya buat dengan nama id yang kurang mendukung untuk dipertahankan.
Sampai akhirnya memilih untuk membeli domain dengan saran dari seorang sahabat.
Saya mengambil foto ini di sebuah toko batik kota Yogyakarta. Kota wisata yang segala sudutnya unik termasuk pertokoannya. Sempat tinggal selama kurang lebih 1 tahun di kota tersebut, memberi kesan kerinduan yang khas akan Yogya untuk kembali dikunjungi.
Loro Blonyo
Nama untuk patung pengantin diatas. Dalam kosmologi Jawa, Roro blonyo digambarkan sebagai perwujudan dari Dewi Sri dan Raden Sadono yang merupakan lambang kesuburan (reproduksi).
Patung ini dalam sejarah jawa hanya dimiliki mereka yang bertatus 'tinggi', ditempatkan di ruang utama dalam rumah joglo (rumah adat jawa).
Saat ini, Roro blonyo dapat dimiliki siapa saja. Hanya sebagai simbol, souvenir atau memang sebagai sugesti untuk kesuburan reproduksi dalam keluarga.
Sugesti yang demikian haruslah dipertimbangkan sesuai dengan ajaran agama masing-masing yang dianut supaya tidak bertentangan dan menimbulkan efek bertolak belakang.
Point penting dari sugesti adalah kepercayaan yang bersumber dari diri sendiri dan keyakinan akan kehendak Tuhan padanya bukan pada benda dan sejenisnya.
Roro blonyo, menurut teman saya, juga dijadikan oleh-oleh kenegaraan untuk tamu negara Indonesia.
Dalam serial Princess Hours, jika anda penggemar film tersebut, anda bisa menjumpai scene adegan di ruang tengah istana pangeran yang memiliki figur Roro Blonyo.
Tidak ada komentar:
Terimakasih sudah berkunjung dan meninggalkan kenangan di kolom komentar blog. Insyaallah segera dibalas :)
Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup, it's not that hard to do dear...