SMS Bunda, Ayah harus baca!
Kematian ibu saat ini menjadi perhatian besar tidak hanya secara nasional tetapi internasional, sebab tidak hanya di Indonesia permasalahan kematian ibu terjadi. Tahun 2015 yang lalu maternal mortality atau angka kematian ibu (AKI) secara global adalah sebanyak 830 kasus. WHO merilis bahwa di Indonesia terjadi kematian ibu sebanyak 190 kasus setiap 100.000 kelahiran hidup. Semarang adalah Runner up AKI tertinggi pada tahun 2015. Sedangkan kasus neonatal death (angka kematian bayi) sebanyak 1.519 kasus dalam triwulan pertama tahun 2016 di Jawa Tengah. Cukup memprihatinkan bukan bu???
Kode keras untuk Ibu-ibu menyimak dengan baik,
Bapak-bapak juga harus simak supaya bisa lebih sayang pada istri, adik, saudara dan tetangga. Eh, maksudnya yang terakhir itu peduli pada tetangga ya... biarkan suami tetangga yang menyayangi istrinya sendiri!
Hehehe...
Oke fix, kita lanjut agak serius
Pada era MDGs atau Millenium Development Goals dengan 8 tujuan yang berakhir pada tahun 2015, angka kematian anak menjadi prioritas ke-4 dan masalah kesehatan ibu menjadi prioritas ke-5. Tahun 2016 MDGs dilanjutkan menjadi SDGs atau Sustainable Development Goals dengan 17 tujuan. Kesehatan ibu dan anak berturut-turut menjadi priotitas target ke-3. Program PBB ini merupakan upaya untuk mewujudkan kesehatan dunia mulai dari ibu, karena kesuksesan perkembangan keluarga dan masyarakat berada pada kesejahteraan kesehatan ibu. Sementara di Indonesia, perhatian pada AKI tercermin dari beberapa program kesehatan masyarakat yaitu pelayanan kesehatan ibu dan anak di Puskesmas dan posyandu. Pendampingan
ibu hamil, Gasurkesh (Tenaga surveilans Kesehatan),
pembinaan kader PKK, pengadaan kelas kehamilan tingkat kelurahan,
program pendampingan ibu hamil OSOC (One Student One Client) dan masih
banyak lagi.
Keselamatan bayi dalam kandungan tergantung pada kesehatan ibu. Jika seorang ibu meninggal dunia, maka akan mempengaruhi kehidupan bayi yang dilahirkannya. Bayi terancam mengalami gangguan kesehatan bahkan meninggal dunia. Rangkaian peningkatan angka kematian bayi sangat erat kaitannya dengan angka kematian ibu. Kedua masalah ini dijadikan indikator penilaian derajat kesehatan masyarakat.
Kematian ibu disebabkan oleh permasalahan selama kehamilan, pada saat melahirkan dan pasca bersalin atau masa nifas. Contoh dari permasalahan tersebut adalah pre eklamsia dan eklamsia, kurang darah (anemia), perdarahan pada saat persalinan, kejadian infeksi serta Kurang Energi Kronis kehamilan.
Permasalahan yang dihadapi oleh ibu hamil disebabkan oleh empat penyebab atau yang biasa dikenal dengan 4 Ter-la-lu ( baca dengan penghayatan nada bang Rhoma).
Simak yuk apa saja 4 Terlalu ini:
- Terlalu muda melahirkan, yaitu umur ibu kurang dari 20 tahun.
- Terlalu sering melahirkan, yaitu melahirkan lebih dari 3 kali
- Terlalu rapat jarak melahirkan, yaitu melahirkan dengan usia anak kurang dari 2 tahun. Atau lebih dikenal dengan istilah kesundulan. Bahkan sampai ada istilah “Sundulers Parenting” yang saling berbagi dan mendukung para orang tua yang mengalami moment kesundulan.
- Terlalu tua untuk melahirkan, yaitu lebih dari 35 tahun Pemerintah memiliki berbagai upaya untuk menurunkan angka kematian ibu hamil dan bayi.
Program pemerintah yang saya sebutkan diata memiliki tujuan untuk mengedukasi masyarakat agar memberikan dukungan serta penjagaan pada ibu hamil. Masyarakat aktif berperan serta dalam mewujudkan kesehatan ibu hamil. 2 hal penting yang harus dipahami adalah mengetahui tanda bahaya kehamilan dan Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi atau disingkat P4K.
Pembaca Rumah Syauqiya perlu tau dong apa saja tanda bahaya kehamilan dan P4K itu. Kalau ada pertanyaan langsung drop komen aja ya.... tidak usah sungkan. Anggap saja kita sudah jadi temen blog puluhan tahun, yuk kopdar ! Hehehe...
Simak ilustrasi berikut yaaa
Tanda Bahaya Kehamilan
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)


Informasi ini sangat berharga untuk diketahui seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Namun sayangnya tidak semua orang mau memperhatikan anjuran pemerintah ini. Terutama laki-laki atau sang bapak (maaf ya bapak-bapak pembaca, jangan baper please) yang merasa kehamilan itu urusan wanita. Tetapi giliran memutuskan hal penting tentang keselamatan ibu dan bayi, istri harus menurut apapun keputusannya walaupun itu merugikan ibu. Hal ini dilatar belakangi budaya yang menganggap wanita atau istri adalah second person dalam keluarga dalam istilah bahasa jawa disebut konco wingking. Wanita dituntut untuk tidak mengutarakan keluhan, kesakitan yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan karena sudah menjadi kodrat wanita.
Sebagai contoh kasus berikut :
Kasus pertama
Istri : hoek.. hoeekkk..., papi tolong... mual sekali
Suami : idih, mami biasa aja keleus. Namanya juga hamil ya mual mual
Istri : ------pingsan di kamar mandi----------
Kasus Kedua
Istri : pak... perutku kok sakit sekali. Jangan-jangan mau melahirkan ini pak. Kita ke bu bidan yuk...
Suami : ibuk ini gimana, kan masih hamil 7 bulan. Mitoni aja baru minggu depan. During wayahe kui...!!!
Istri : --------mendadak pendarahan----------
Oh nooo...
Hal seperti inilah yang menyebabkan AKI meningkat dan masuk dalam kategori 3 terlambat, yaitu
- Terlambat memutuskan, sehingga terlambat mendapatkan pertolongan
- Terlambat tiba ke tempat pelayanan kesehatan
- Terlambat mendapatkan penanganan
Maka ibu hamil perlu untuk didampingi selama kehamilannya, bukan untuk melawan suami atau keluarga lainnya. Tetapi membantu ibu hamil beserta keluarganya mendapatkan informasi yang benar sehingga ibu sehat hingga bayi dilahirkannya juga sehat. Selain pemerintah, banyak LSM yang membantu upaya penurunan AKI baik dari dalam dan luar negeri, karena permasalahan AKI bukanlah masalah yang mudah untuk diselesaikan dan butuh kerjasama dari masyarakat sendiri. LSM dalam negeri kita kenal seperti BSMI, Aliansi Pita Putih Indonesia (APPI), Rumah Zakat, FMM (Forum Masyarakat Madani), dan masih banyak lagi. Sementara kerjasama dari luar negeri misalnya program Indonesia EMAS dari USAID dan SMS Bunda yang bekerja sama dengan Jhpiego dan GE Foundation.
SMS bunda adalah suatu upaya untuk merangkul ibu hamil dan ibu melahirkan dengan memberikan informasi seputar perawatan kesehatan kehamilan (antenatal care), tanda kehadiran bayi dalam kandungan ibu dan bayi baru lahir, sehingga ibu akan mandiri dan terampil merawat dirinya dan bayinya.
Kehadiran sms bunda ini diharapkan dapat memutus rantai permasalahan 3 Terlambat, piawai mengenali randa bahaya kehamilan dan mendukung program P4K.
SMS bunda adalah layanan gratis.Sekali lagi gratis bapak-bapak, ibu-ibu.
Siapapun bisa mendaftar layanan ini untuk mendapatkan informasi kesehatan ibu hamil dengan mendaftarkan nomor handphone dan HPL (Hari Perkiraan Lahir). Ibu hamil nantinya akan mendapat pesan sms berkala semenjak hamil hingga melahirkan, termasuk kesehatan bayi baru lahir hingga anak berusia 2 tahun. Pendaftaran bisa kapan saja, tidak perlu khawatir jika sudah memasuki trimester akhir kehamilan. Ibu tetap akan mendapatkan informasi sesuai masa kehamilannya.
Oh ya caranya?Ketik : SMS BundaKirim ke : 08118 469 468
Mudah sekali bukan, silahkan segera ambil HP dan daftarkan nomor anda. Pesan saya untuk para suami, sayangi istri yang sedang hamil. Keluhannya adalah ladang investasi emosi dimasa depan termasuk anak yang sedang di kandungnya. Di masa depan pengalaman manis saat merawat istri yang sedang hamil akan menjadi cerita yang membanggakan dan menggembirakan. Karena berkat perawatan suami, anak lahir selamat dan istri sehat.
Betapa bahagia dan mengharukannya....
Baiklah teman-teman, tulisan ini saya akhiri sampai disini sebelum kita sama-sama mellow dengan cerita suami sayang istri.
Salam sehat selalu
Refferensi :
- USAID. Peran Emas [Internet]. EMAS (Expanding Maternal and Neonatal Survivals). 2013 [cited 2016 Apr 18]. Available from: http://emasindonesia.org
- Bag. Humas Setda. Untuk Kurangi Aki, Forum Masyarakat Madani Dikukuhkan [Internet]. Website Resmi Kabupaten Pekalongan. 2015 [cited 2016 Apr 18]. Available from: http://www.pekalongankab.go.id/
- GKIA. Mitra GKIA [Internet]. Website GKIA 2015. [cited 2016 Apr 18]. Available from: http://gkia.org
- WHO. Maternal and reproductive health [Internet]. Global Health Observatory (GHO) data. 2015 [cited 2015 Aug 31]. Available from: http://www.who.int
- WHO. Maternal mortality ratio Data by country [Internet]. 2013 [cited 2015 Aug 31]. Available from: http://apps.who.int
- ICSU, ISSC. Review of Targets for the Sustainable Development Goals: The Science Perspective. 2015.
- Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Buku Saku Kesehatan Triwulan 1 tahun 2016 [Internet]. Semarang: Website Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah; 2016. Available from: http://www.dinkesjatengprov.go.id WHO.
- Maternal mortality [Internet]. Media centre. 2015 [cited 2016 Jun 10]. Available from: http://www.who.int
- Dewi YI, Salti D. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Dukun Beranak , Terhadap Tindakan Pertolongan Persalinan. J Ners Indones. 2012;Vol. 2, No:143–50.
- Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Video Pencegahan Kematian Ibu. Indonesia: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah; 2013.
- smsbunda.or.id
- Departemen Kesehatan RI. Buku Kesehatan Ibu dan Ana. 2016
apik-apik...tulisan kece...itu gambar dari buku kia ya mbak?
BalasHapusIya Mb itu sudah saya tulis di referensi nomor 11
HapusAda materinya juga yang saya ambil dari sana
Ada juga yg dari video aki Jateng
HapusMantap mbak.. Komplit banget :)
BalasHapusAlhamdulillah Mbak Terimakasih
Hapusmiris yaa mba..semoga dengan program sms bunda, angka kematian ibu dan bayi akan turun..Aamiin
BalasHapusBetul mbak aamiin
HapusAyah juga perlu care dan paham hal-hal seperti ini. Kan bikinnya berdua, jadi ngilmu harus berdua juga. Hehehe. Semoga angka mortalitas ibu dan bayi di Indonesia bisa berkurang dgn adanya program ini.
BalasHapusYes benar Mbak
HapusJustru dukungan utaman dr suami
Aku melahirkan anak pertama usia 24, pengennya sebelum usia 30 punya anak kedua... hehhe
BalasHapusiya nih, enggak mau terlalu dekat juga jaraknya, terlalu beresiko
apalagi aku SC
SMSBunda ini memang okepunya, sayangnya pas aku hamil aku belum tahu ttg SMSBunda... apa-apa nanya dokter, duh
Vbac Mbak yuk
HapusSemangaaat
pantesan aja ya mba, Ibu melahirkan adalah jihad. Perjuangannya nggak sebentar dari mengandung, menyusui, membesarkan, masya Allah..
BalasHapusBetul mbak
HapusBerarti selain smsbunda sepertinya perlu juga program smsayah ya mbak..
BalasHapusBerarti selain smsbunda sepertinya perlu juga program smsayah ya mbak..
BalasHapusAyah ikut baca aja Mb ;)
Hapusinfonya lengkap mbak
BalasHapusSebagian sudah saya tulis sejak April mbak
HapusAku uwis daftar. Sayangnya SMS Bunda gak SMS tiap hari. :(
BalasHapusLoh wis babaran kan???
HapusWah, baru tahu ternyata hal ini sepenting itu, thanks infonya
BalasHapus