Ramadhan : Mengingat sahabat sepanjang hayat

Nah hai...
Teman baca, sudah ngapain aja nih sepagian?
Mucul lagi nih postingan baru saya, sehari 2 kali
Warbiyasak...!
Hari minggu seru ini banget memang buat nulis. Mumpung urat ngetik lagi lancar dan ada kelonggaran mengerjakan, mari kita kerjakan ide baru tentang menulis dari mbak Agustina dan mbak Nunung. 
Idenya adalah menulis tema sahabat. Sahabat, as known as teman dekat seringkali kita miliki sepanjang perjalanan hidup. Adapun sahabat yang biasa dipanggil orang sahabat sejati. Konon katanya karena saking pengertian dan bisa menjaga kepercayaan. Apakah saya memilikinya?
Iya banyak, dan bantuannya tak terkira untuk perjalanan hidup saya.

Salah banyak sahabat yang saya temui dalam hidup saya dan masih menjalin hubungan baik adalah teman sekolah, teman kuliah baik sejak  D3 ataupun sampai S2, rekan pedagang online, blogger yang sudah kpodar maupun yang belum, teman mengaji dan banyak lagi. 

Pernahkah dikecewakan orang yang kita anggap sahabat? 
Tentu saja pernah dan biasanya titel sahabat akan meluruh melalui kadar luka yang ditimbulkan.
Hhhhmmm....
Tapi sebenarnya, proses menyakitkan tersebut termasuk seleksi alam yang diridhoi Allah. Sehingga kadang pas ngelamunin orang yang pernah dianggap sahabat tapi mengkhianati jadi manggut-manggut sendiri. Oh ternyata dia tidak amanah dan tidak bisa menjaga ukhuwah.

Kalau kata sabahabat baik saya lainnya, Allah akan menyeleksi dan mengumpulkan kita dengan teman-teman yang sefrekuensi dengan kita. Baik secara pehamahan, pemakluman, saling memaafkan maupun rasa kasih dan sayang. Bayangkan jika kita tidak memiliki kesemua hal tersebut, mana bisa kita sahabatan?

Selain bersahabat dengan teman, 
Saya juga bersabahat dengan 3 orang terdekat dalam hidup saya. Sahabat sepanjang hayat yang bahkan di akhirat tetap akan saling terkait dan tidak putus.

1. Bersahabat dengan Ibu
Tempat tinggal yang jauh saat ini bukan halangan untuk tetap saling terhubung dengan ibu. Pernahkah merasa dikecawakan atau sebaliknya mengecewakan ibu?

Pernah, sering, lebih dari sering.
Tapi rasa pehamahan, pemakluman, saling memaafkan maupun rasa kasih dan sayang antara anak dan ibu sangat besar. Melebihi sahabat manapun di dunia. Dibalik ketidaksetujuannya, dibalik ketidaksenangnya dengan berbagai sikap dan keputusan saya. Ada harapan supaya anaknya bahagia, lebih baik kehidupannya daripada dirinya sendiri.

Saat ini, sejak saya jauhpun secara jarak. Ibu rutin mengirim sms menanyakan kabar kami terutama cucunya. Apa sih hiburan kerinduan selama Ramadhan selain bisa bertegur sapa dan curhat sama ibu?

Jadi saya tidak terlalu merasa keseipian di tempat baru yang tentu saja masih sedikit teman untuk bersosial.
Paling dikangeni kalau pas buka puasa. Ramadhan kemarin masih buka bersama ibu dan keluarga di semarang. Sekarang pengen makan masakan ibu atau bukber bareng, kudu menempuh perjalanan yang lumayan bikin kantong tiris. Video call whatsapp pakai akunnya adik atau telepon dan sms sudah cukup menggantikan meski kadang menyisakan 'suatu rasa'.

Teman baca, sudahkah membalas sms dari ibu hari ini?


2. Bersahabat dengan Suami

Kalau ini hukumnya wajib ya bersahabat dengan suami. Bisa dibayangin kan kalau tidak ada rasa pehamahan, pemakluman, saling memaafkan maupun rasa kasih dan sayang. Pernikahan jadi hambar. 

Segala sesuatu yang terjadi dalam perjalanan keluarga adalah investasi emosi. Investasi yang semakin dikumpulkan akan semakin menguatkan. Boleh dibilang kehidupan kami dipenuhi moment LDM  (Long Distance Marriage). Sekarang, kami sepakat untuk tidak LDM lagi. Selain untuk kestabilan komunikasi, pertimbangan utama adalah pertumbuhan psikologis dan emosi putri kami.

Dia lebih bahagia ketika kami bertiga bersama apapun keadaannya. Seringkali saya mnggodanya untuk kembali ke Semarang, di tempat kawan-kawannya berada ataupun sekolah TPA lamanya yang dia tinggalkan. Jawaban yang diberikannya cukup mantap dan tegas, "Aku tidak mau, aku maunya sama ayah sama umma di sini".
So sweet ga sih, anak kecil sudah bisa menunjukkan rasa sayang pada orang tuanya dengan sedemikian rupa.

3. Bersahabat dengan Anak
Gadis kecil ini bukan hanya sahabat saya, tapi teman berpetualang saya. Dia ikut kemanapun saya pergi. Pernah ikut kuliah umum, ikut aktivitas blogging, ikut penyuluhan ke warga, ikut kerja dan ikut lain-lainnya.

Berbagai teori Parenting saya pelajari supaya saya berhasil mendidiknya. Seminar parenting ratusan rupiah saya ikuti. Bahkan sampai saya ikut menjadi admin di sebuah komunitas homeschooling dengan tujuan saupaya saya bisa memberikan input positif untuknya. Besar harapan saya, dia menjadi anak 'baik' di dunia yang penuh tantangan ini. Setiap aktivitasnya saya usahakan untuk mengedepankan kebutuhannya. 


Namun, ada saat ketika ambisi saya untuk menjadikannya pertimbangan yang pertama harus digeser karena suatu keadaan. Misalnya, sampai sekarang belum menemukan daycare dan Paud yang sesuai keinginan kami. Pun, karena waktu yang terbatas ditambah hujan hampir setiap hari. Kami masih belum bisa survey langsung ke tempat-tempat tersebut. 

Rasa  rasa pehamahan, pemakluman, saling memaafkan maupun rasa kasih dan sayang juga tentunya masih menjadi kriteria seorang sahabat untuk kami. Ketika saya mencoba mendisiplinkannya dan dia marah lalu menangis karena tidak setuju, dia selau meminta maaf karena telah membuat saya marah. Kalimat selanjutnya yang membuat saya terharu adalah " aku tetap sayang" dengan air mata berurai. Kalau sudah demikian biasanya saya mengakhiri masa pendisiplinan dan masuk ke proses negosiasi dengannya. Setelah suasana gembira, baru saya meminta maaf padanya karena sudah membuatnya menangis. Jadi tidak ada marah yang terlalu lama, tidak ada anak yang ngambek tak terselesaikan.

Hari ini sebenarnya saya berencana mengajak dia Bukber Bareng berdua saja ke luar. Ayahnya kebetulan sedang ada urusan keluar kota di Kolaka. Semoga hari ini tidak hujan sehingga rencana kami bisa sukses. Biasanya menu kesukaannya adalah ayam krispi. Di Sulawesi kita seringnya makan ikan, karena sumber daya ikan melimpah. Berkebalikan dengan di Jawa. Ayam melimpah dan ikan muahaaal.

Jadi saya seneng bangetlah di sini, ada sumber nutrisi bagus dan alami yang buat belinya ga pake mahal. Kadang kalau pergi ke pasar, saya melihat ikan berbagai bentuk dan ukuran yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Mata jadi berbinar, hati jadi bingung mau beli yang mana buat buka puasa hahahaha...
More of all, sesekali makan ayam krispi tidak apa-apa kan...


Teman-teman sudah bukber dengan anak-anak belum?

38 komentar:

  1. Setuju, aku pun sahabt sejatiku mamahku, suamiku ama adikku 😊

    BalasHapus
  2. sepakat mba, sahabat sejati ayng ad di dekat kita, orang-orang terbaik

    BalasHapus
  3. Ramadhan ini bener-bener ngurangi jadwal bukber dengan temen-temen supaya bisa bareng orang-orang terdekat

    BalasHapus
  4. So sweet banget,apakah diriku termasuk sahabat yang kamu kangeni mbksay😀😘

    BalasHapus
  5. Aku daftar dong mba cantik jadi sahabatmu :D

    BalasHapus
  6. 3 sahabat luar biasa dalam hidup. Ibu, suami, dan anak. Bahagia liatnya. Sehat2 selalu ya buat mbak Indri dan keluarga. Aamiin

    BalasHapus
  7. Keluarga emang sahabat sejati ya mbak, seterpuruk2nya kita mereka lah yg tulus menerim kita apa adanya TFS

    BalasHapus
  8. Kita mah kayak trio kwek2, kemana2 bertiga, semenjak gak LDM sm suami. Efeknya anak jd lebih bahagia n tambah ndut, hihi

    BalasHapus
  9. Ibu, suami Dan anak saya akui memang sahabat paling setia sepanjang masa..

    BalasHapus
  10. Waah sama doonk.. Yang 3 itu juga sahabatku sepanjang masa mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. tosss mbak (4)
      hahahah rply kok tass too aja drtd

      Hapus
  11. ketiga sahabat versi mba Diah, emang sahabat sepanjang hayat.
    Saya juga setuju mba.

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin bismillahsemangat terus untuk bisa jadi sahabat yang baik.
      Apakabar di sana mba Diah?

      Hapus
  12. Bersahabat dengan suami, so yesss! <3

    BalasHapus
  13. Ibuuu... Alhamdulillah bs bersahabat. Semuuuaa sy crita ke ibu sejak saya kecil. Paling asyik saat jatuh cinta dan bs cerita ke ibu. Hihihi...

    BalasHapus
  14. setuju mbaak... mereka itu sahabat sejati kita banget nget

    BalasHapus
  15. Sahabat sejati memang keluarga sendiri ya

    BalasHapus
  16. Alhamdulillah, ngga ada yang ngalahin pertalian darah yo mbaa..

    BalasHapus
  17. ibu memang selalu bisa diandalkan dan jadi slah satu shabat terbaik ya mbak

    BalasHapus
  18. Mohon màad lahir batin mbak, baru bisa BW nih :)

    Dulu waktu anak saya masih kecil, kemana2 kami bertiga dg suami, sekarang udah ga bisa lagi krn motornya ga muat, hehe..

    Namun kami selalu bercanda disetiap kesempatan.

    Semoga persahabatan mbak Diah dengan keluarga bisa awet selamanya yaa, aamiin :)

    BalasHapus
  19. iyaa, keluarga adalah yang bisa menerima kita apa adanya dan selalu hadir :)

    BalasHapus

Terimakasih sudah berkunjung dan meninggalkan kenangan di kolom komentar blog. Insyaallah segera dibalas :)

Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup, it's not that hard to do dear...

Diberdayakan oleh Blogger.