Perjalanan Libur Lebaran pertama dari Kendari

Assalamuallaykum teman baca, 
Liburan sudah usai saatnya kembali menulis. Hmmm... ceritanya kali ini insiper by Mb Muna Sungkar dan Mbak Wuri Nugraeni  tentang Liburan yang Berkesan. Buat saya liburan kali ini yang paling berkesan adalah perjalanannya, karena ini pertama kalinya saya menempuh perjalanan mudik dari Kendari Sulawesi tenggara ke Sulawesi Selatan. Moda transportasi yang kami tempuh adalah via mobil dan kapal ferry.

Setiap keluarga dan teman yang mendengar rencana kami akan naik kapal ferry selalu memberikan kesan 'bergidik'. Bukan masalah naik kapalnya sih, tapi jalan menuju pelabuhannya yang bikin 'bergidik'. So, ternyata memang bikin urat mabok perjalanan saya jadi sensitif sepanjang jalan. Sewaktu berangkat saya masih lumayan segar pas mudik balik, wow berkali-kali saya membuang isi perut.

Bukan saya saja sih, si kecil juga tapi tidak sesering saya. Dia hanya saat kedinginan angin jalan saja kalau angin Ac sih dia jagonya. Nah, kalau saya segala macam angin bisa bikin masuk angin. hiks...
Syahdan, mari kita lihat seperti apa jalanan yang saya tempuh kemarin. 

Jalanan berliku dan berkelok seperti ini akan diulang berkali-kali sampai puyeng, jadi saya tampilkan 1 kali saja ya daripada ikut puyeng bacanya. hehe
Jalanan seperti ini masih ditambah melewati area rawan longsor, bahkan masih ada tanah bekas longsorannya. Setiap kali lewat saya berdo'a penuh deh, semoga tidak ada longsor pas kami lewat.
Oh ya jalana darat yang kami tempuh melewati Konawe lalu Ke Kolaka sampai ke Pelabuhan di Tobaku.

Tapi selain pemandangan kelokan jalan yang memusingkan jiwa dan raga seperti diatas, ada juga pemandangan yang cantik.
Gunung, kelapa dan pemukiman jadi satu

subhanallah langitnya keren sekali


Foto yang ini adalah laut yang diurug dan dijadikan jalan yang sedang kami lewati. Jadi deburan ombak akan masuk ke cekungan ini

Foto di bawah ini adalah foto sebelum berangkat menuju kembali ke Kendari. Kapal ferry ini muat untuk sekitar 40an mobil. Banyak tipenya, ada mobil keluarga, truk, city car, bus dan lain. Kalau jumlah penumpangnya berapa? Saya ga ngitung hehe... banyak pokoknya.

Kami memilih di ruangan yang duduk di bawah biar bisa tidur-tiduran. Dibelakang papan nama ASDP itu ruangannya. Si anak keliatan gembira sangat, sementara emaknya terpuruk mabok di dalam kapal. Hahahaha...
Oh ya seandainya masih ada kapal fiber atau kapal cepat kami bisa langsung menaiki kapal dari Kolaka dan tidak perlu sampai ke pelabuhan di Tobaku Kolaka Utara. Sayangnya kapal fiber itu mengalami kecelakaan beberapa waktu lalu, masih ingat kan teman?

Iya karena tingginya ombak dan kebanyakan muatan kalau kata orang-orang. Kapal fiber tersebut membelah Teluk Bone yang memisahkan Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan. Sedangkan jika menaiki kapal ferry dari Kolaka Utara, kapal berjalan menyusuri tepi lautan yang aman untuk berlayar.


Jadi jangan heran jika sedang berlayar justru sinyalnya malah makin kuat daripada ketika berada di dalam desa. Ini nih buktinya yang lagi seru ber-hand phone ria...


Jadwal sewaktu Ramadhan menjelang lebaran kemarin ada 3 kali pemberangkatan daik dari Tobaku Sultra maupun dari Siwa Sulsel, yaitu jam 08.00 WIT, jam 11.00 WIT dan jam 15.00 WIT. Sementara jadwal di luar itu hanya 2 kali pemberangkatan, yaitu jam 11.00 WIT dan jam 15.00 WIT. Jika berangkat sore hari, pasti akan melihat pemandangan seperti ini di ufuk barat.
 

Terakhir kali, pesan untuk semua pembaca yang berencana menempuh perjalanan menggunakan jalur laut. jangan membuang sampah sembarangan ya. Sudah disediakan tempat membuang sampah yang baik. Jangan karena ingin menenangkan anak yang menangis di perjalanan, orang tua membuang barang-barang sampah ke laut supaya anak tertawa. Sayangi laut Sulawesi yang masih cakep-cakep ini!













13 komentar:

  1. Cantiknyaaa semoga bisa main ke rumahmu ya mbaa aamiin

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. Benaaaar....yg tidak tertangkap kamera masih banyaaak hijaunya

      Hapus
  3. Sulawesi hijau ya mbak, semoga bisa ke rumahmu suatu saat nanti ya

    BalasHapus
  4. Mbayangi perjalanannya sy jadi mumyet mb, mudik lewat pantura aja kadang udah mual, bau asap bau perjalanan, jalanan yg ga rata hiks...tapi cukup terhibur ya mb lihat alam yg indah bangeet...

    BalasHapus
  5. Mbayangi perjalanannya sy jadi mumyet mb, mudik lewat pantura aja kadang udah mual, bau asap bau perjalanan, jalanan yg ga rata hiks...tapi cukup terhibur ya mb lihat alam yg indah bangeet...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lumayan mb mabok daratnya agak terlupakan

      Hapus
  6. kangeeen. Makasih ya dah nulis *muach

    BalasHapus
  7. Aku makin penasaran pengen banget ke Sulawesi...terutama Sulawesi Tengah dan Utara, hehe

    BalasHapus

Terimakasih sudah berkunjung dan meninggalkan kenangan di kolom komentar blog. Insyaallah segera dibalas :)

Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup, it's not that hard to do dear...

Diberdayakan oleh Blogger.