Memulai ASI Eksklusif dengan Kesuksesan IMD

21.51.00
 Bulan Desember 2015 yang lalu saya dan 3 orang rekan saya memiliki tugas untuk merancang aplikasi kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh masyarakat dengan dikoordinasi oleh Pembina dari Puskesmas. Tema yang saya ambil adalah Inisiasi Menyusu Dini (IMD).

Sebelum melaksanakan program tersebut, kami mengumpulkan data demografi dari kantor kelurahan. Tepatnya kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang.

Petugas Kelurahan sangat ramah dan membantu dalam pengumpulan data demografi. Meskipun kantor kelurahan sedang direnovasi dan semua kegiatan berbaur menjadi satu di aula, kegiatan pencarian data tetap berjalan dengan lancar, serius tapi santai. Selain memberikan data demografi, kami juga meminta tolong untuk ditunjukkan peta kelurahan supaya kami dapat mengenali area yang akan kami tuju dengan mudah. Tak cukup sampai disitu, kami diberikan semua nomor ketua RW hingga ketua RT. Alhamdulillah, semakin memudahkan kami.
Kami memperhatikan informasi dari petugas kelurahan

Rekan saya mengambil gambar peta kelurahan
Kemudian, kami harus melaksanakan pertemuan dengan Tokoh masyarakat, Tokoh Agama, Kader PKK dan pihak Puskesmas. Pertemuan ini bertujuan untuk menyamakan persepsi kami sebagai perancang program dengan masyarakat. Penting untuk membangun persepsi dari tokoh tersebut karena mereka adalah perwakilan dari warga dan orang yang dipercaya oleh warga. Harapan kami, proses apersepsi yang kami berikan dapat membuka akses serta mereka dapat menularkan motivasi positif pada warga sekitar.
Saya sedang menjelaskan urgency IMD pada tokoh masyarakat, Nakes dari Puskesmas dan kader PKK
Setelah melaksanakan pertemuan tersebut, kami mengunjungi masing-masing keluarga sesuai tema kesehatan yang kami berempat ambil, yaitu 2 tema mengenai kesehatan ibu hamil, TBC dan Gizi anak sekolah. Tantangan yang paling bermakna buat saya adalah area kelurahan Rowosari. Selain saya memiliki bakat kesasar, beberapa jalan yang dilalui oleh truk dari area pertambangan “Brown Canyon” merusak jalan aspal. Namun sebagian jalan yang bebas dari rute truk pertambangan masih terawat dengan baik. Alhamdulillah rekan saya selalu menemani ketika proses pengambilan data awal sehingga saya tidak kesasar mencari rumah ibu-ibu hamil untuk dilakukan pendataan mengenai IMD. Pendataan tersebut menggunakan kuosioner Transkultural Nursing dikaitkan dengan IMD.
Jalan warga yang tidak dilalui truk
Jalan yang dilalui truk, aspalnya rusak
Setelah data didapatkan, segera saya menyelenggarakan refresh kader kesehatan sebagai penyelenggara kelas kesehatan ibu hamil atau lebih dikenal kelas prenatal. Action program selanjutnya adalah penyelenggaraan kelas kesehatan ibu hamil yang diorganisasi sendiri oleh ibu kader PKK
Diskusi bersama kader
Dalam kelas tersebut saya memberikan materi mengenai IMD sebagai bekal kader untuk memberikan motivasi kepada ibu hamil. Materi yang saya sampaikan adalah sebagai berikut:
Early Initiation of Breastfeeding atau Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah upaya mengembalikan hak bayi untuk melakukan aktivitas menyusu pertama kali tanpa interupsi.
Benar!
Memisahkan anak dari ibu setelah dilahirkan adalah merampas hak anak untuk mendapatkan proses IMD. Sebab, dalam proses ini anak akan pertama kali mendapatkan pengalaman menyusunya. Proses IMD menekankan kata “menyusu” bukan “menyusui” sebab bayilah yang menjadi pusat perhatian untuk aktif melakukannya sendiri.
Sayangnya, inisiasi menyusu dini merupakan perilaku yang masih jarang dilaksanakan. Beberapa ibu, terutama yang memiliki keterbatasa akses informasi masih asing dengan istilah IMD dan cara melaksanakannya. Tahukah bunda, di Indonesia pada tahun 2013 hanya 4% bayi yang disusui ibunya dalam waktu satu jam pertama.

Gagalnya IMD dan ASI Eksklusif
Kegagalan IMD dan pemberian ASI eksklusif, berpotensi menimbulkan defisiensi zat gizi pada bayi. Hasil penelitian Edmond et al., di Ghana menunjukkan bahwa bayi yang tertunda sampai 24 jam lebih melakukan kontak dengan ibunya memiliki resiko kematian 2,5 kali lebih banyak dibandingkan dengan bayi yang diberikan IMD.
Sebanyak 22% nyawa bayi berumur kurang dari 28 hari bisa diselamatkan dengan melakukan IMD sebagai salah satu strategi penurunan kematian neonatal. Program IMD membantu menyelamatkan bayi di Indonesia yang meninggal pada 1 jam kelahiran. Karenanya WHO dan UNICEF, IMD dianggap sebagai tindakan life saving untuk bayi. Begitu pentingnya ASI, hingga "Pekan ASI Sedunia" diperingati setiap tanggal 1-7 Agustus, sebagai pengingat ke seluruh ibu di dunia. Pada pekan ini para pemerhati, praktisi, ibu dan keluarga pendukung ASI akan gencar mempromosikan manfaat dari ASI. Terutama ASI eksklusif yang diawali dengan IMD.



Manfaat IMD

IMD akan memberikan pengaruh baik tidak hanya untuk bayi tetapi juga untuk ibu.
Manfaat IMD bagi bayi antara lain
1. Meningkatkan refleks menyusu bayi secara optimal.
Menyusu pada bayi baru lahir adalah perpaduan antara refleks mencari (Rooting reflect), reflek menghisap (Sucking reflect), reflek menelan (Swallowing reflect) dan bernafas. Reflek menyusui bayi tertinggi pada 20 hingga 30 menit pertama setelah dilahirkan, jika bayi tidak disusui reflek akan menghilang dan muncul pada 40 jam berikutnya.
2. IMD menurunkan kejadian hipotermi.
Kulit ibu berfungsi sebagai inkubator yang membantu mengontrol suhu tubuh bayi. Suhu kulit ibu bersalin 1° celcius lebih tinggi dari ibu yang tidak bersalin. Apabila bayi mengalami hipothermi, dengan skin to skin contact secara otomatis suhu kulit ibu akan meningkat 2° celcius. Maka kejadian kematian bayi akibat hipotermi dapat diturunkan.
3. Melatih motorik dan sistem syaraf bayi
4. Menurunkan kejadian asfiksia (Hilang Nafas),
5. Menurunkan kejadian hipoglikemia (Gula Darah Rendah),
6. Meningkatkan kekebalan tubuh bayi Bayi akan mendapatkan kolostrum (liquid gold) dan
7. Merupakan langkah awal menuju kesuksesan menyusui secara eksklusif

Sementara manfaat IMD untuk ibu adalah :
1. Mencegah perdarahan pasca persalinan,
2. Mencegah anemia defisiensi zat besi
3. Mengurangi kemungkinan terkena kanker payudara dan ovarium (indung telur)
4. Metode KB paling aman, ekonomis, menurunkan berat badan ibu dan rahim (uterus) lebih cepat kembali ke ukuran normal.
5. Secara Psikologis ikatan kasih sayang (bonding) antara ibu dan bayi akan menjadi lebih baik, karena pada 1-2 jam pertama, bayi dalam keadaan siaga


Target Pemerintah Terkait ASI
  • Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Kesehatan tahun 2015–2019 menetapkan target penurunan angka kematian neonatal dari 32 menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup.
  • Target pembinaan perbaikkan gizi masyarakat salah satunya dengan pemberian IMD pada bayi baru lahir sebesar 50% dan
  • Target ketiga dari SDGs (sustainable development goals) adalah menurunkan angka kematian neonatal.
Kebijakkan Pemerintah
Pemerintah mengambil kebijakkan untuk mengurangi AKB (Angka Kematian Bayi) melalui program IMD dengan mengeluarkan 3 kebijakkan sebagai berikut :
  1. Kebijakkan tersebut dapat kita kaji pada bagian kedua pasal 9, Peraturan Pemerintah RI No.33 tahun 2012 yang berbunyi mewajibkan tenaga kesehatan untuk membantu ibu melakukan IMD.
  2. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 450/Menkes/SK/IV/2004 Tentang Pemberian ASI Eksklusif pada bayi yang menjelaskan sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui salah satunya dengan IMD.
  3. Undang-Undang Kesehatan No. 38 Tahun 2009 terkait Kesehatan Anak pasal 131 ayat 3 bahwa pemeliharaan kesehatan bayi dan anak menjadi tanggung jawab dan kewajiban bersama bagi orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan pemerintah daerah terutama ibu bersalin dan keluarganya sehingga target penurunan angka kematian neonatal.
Persiapan IMD
Persiapan menyusui menjadi hal penting, sebab dengan persiapan baik ibu lebih siap untuk menyusui bayinya dan melakukan IMD sebagai proses awal ASI Esklusif. Persiapan yang baik dilaksanakan sejak ibu hamil dengan perawatan payudara seperti membersihkan areola mammae (lingkaran hitam payudara) dan pijat lembut, serta menyiapkan mental ibu. Pentingnya menyusun Birth Plan atau rencana bersalin adalah untuk melancarkan komunikasi antara ibu, keluarga dan penolong persalinan saat persalinan. Waktu bersalin adalah waktu yang penuh dengan kejadian tiba-tiba dan tidak disangka, sehingga dengan adanya birth plan kebutuhan IMD dapat terfasilitasi. Sebelum bersalin ibu juga perlu belajar proses IMD sebagai berikut :
  1. IMD dimulai segera setelah lahir dengan membiarkan bayi diletakkan di dada ibu sehingga terjadi kontak kulit bayi ke kulit ibu dan merangkak sendiri (metode breast crawl).
  2. Bayi mencari puting ibu dan menghisap ASI tanpa bantuan.
  3. Insting dan refleks bayi yang sangat kuat dalam satu jam pertama menghisap diharapkan akan memberi stimulus bagi kelancaran pemberian ASI selanjutnya sehingga ASI eksklusif dapat diberikan.
  4. Usahakan untuk tidak membantu bayi, karena bayi akanmenggunakan naluri alamiahnya untuk IMD dan ibu dapat mengenali bayinya siap untuk menyusu serta memberi bantuan jika diperlukan.
  5. Penolong persalinan sebaiknya menunda tindakan lain (sifatnya bukan darurat) yang harus dilakukan kepada bayi baru lahir hingga inisiasi menyusu selesai dilakukan.
IMD pada setiap jenis persalinan
IMD dapat dilakukan pada metode persalinan normal atau spontan dan pada persalinan Sectio Caesarea atau SC. Tenaga kesehatan dapat membantu ibu memberikan IMD bahkan pada persalinan SC. Namun jika ada indikasi yang kurang menguntungkan baik untuk ibu dan bayi (misal terjadi henti nafas pada bayi atau ibu) sebaiknya IMD ditunda.
IMD pada ibu bersalin normal
IMD pada ibu bersalin operasi atau SC

Penghambat terlaksanya IMD
Pelaksanaan IMD saat ini masih terkendala dari faktor ibu, penolong persalinan, dan kendala teknis lainnya. 
Faktor ibu
Ibu yang belum mendapatkan informasi mengenai kebaikkan IMD akan mengatakan merasa kelelahan setelah melahirkan sehingga menolak untuk diberikan prosedur IMD. Keluarga akan sangat dibutuhkan perannya dalam memberikan motivasi pada ibu.
Faktor dari tenaga penolong persalinan
Saat ini, masih banyak ibu yang melahirkan tanpa didampingi tenaga kesehatan (Nakes). Kurangnya informasi dari penolong persalinan mengenai IMD baik dari Nakes maupun Non Nakes sangat berpengaruh pada kesiapan ibu melakukan IMD. Bagi Nakes, kebijakkan pemerintah yang tertuang dalam Undang-undang merupakan instruksi wajib untuk mengedukasi ibu terkait pemberian ASI Eksklusif dimana IMD sebagai awal persiapannya. Sikap dan motivasi dari tenaga kesehatan akan berpengaruh pada keberhasilan IMD.
Faktor kendala teknis
Minimnya akses ke tempat pelayanan kesehatan yang pro IMD turut memberikan pengaruh terhadap kegagalan IMD. Sehingga diperlukan tambahan pengetahuan untuk merubah perilaku masyarakat sekitar ibu hamil mengenai pentingnya pelaksanaan IMD. Keberadaan dukungan dan persepsi baik masyarakat pada IMD akan meningkatkan motivasi belajar ibu mengenai IMD.
IMD Tanggung Jawab Bersama
IMD merupakan tanggung jawab multisektoral dimana selain pemerintah dan tenaga kesehatan, masyarakat juga memiliki andil yang cukup tinggi. Keluarga menjadi pendukung utama ibu yang seyogyanya sebagai motivator utama pemberian IMD pada bayi baru lahir. Keberadaan organisasi dalam masyarakat seperti PKK dapat menjadi pendorong keberhasilan program IMD. Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama tak kalah penting sebagai perintis persepsi baik masyarakat terhadap IMD.

Setelah kelas refresh kader kesehatan, dilaksanakan kelas kesehatan ibu hamil dengan materi gizi ibu hamil dan IMD (fokus manfaat dan cara melaksanakan IMD). Kader kesehatan ibu hamil menjadi fasilitator dalam pelaksanaan kelas tersebut. Secara aktif, kader membantu menjawab pertanyaan dari ibu hamil peserta kelas kesehatan ibu hamil dalam sesi diskusi mewakili saya sebagai pembawa materi. Kegiatan ini nantinya akan mendapatkan Monev (Monitor dan Evaluasi) Pembina dari Puskesmas Rowosari.


Alhamdulillah setelah program resmi berakhir, kelas kesehatan ibu hamil rintisan saya masih diselenggarakan. Meskipun beberapa kali terkendala dalam hal pengadaan dana kegiatan dan nara sumber.

Sumber foto :
Dokumentasi pribadi dan duniabiza.com

Tulisan ini diikutsertakan dalam Give Away ASI dan Segala Cerita Tentangnya dari DuniaBiza.com


25 komentar:

  1. Duo Ai dulu nggak bisa IMD, kirain kalo SC nggak bisa makanya kami pasrah saja setelah lahiran langsung ditaruh kamar bayi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekarang yang penting di maksimalkan ASI-nya anak2 mas Ihwan.

      Hapus
  2. Masya Allah,salut dengan nakes, penyuluh, pendidik, relawan, konselor atau apa pun namanya yang meluangkan waktu menyebarkan ilmu hingga ke berbagai lapisan masyarakat :).

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah Mbak kegiatan awalnya adlaah tugas dr kampus.
      Tapi insyaallah dan semoga tidak terputus karena terkendala dana dan narasumber

      Hapus
  3. ternyata asi itu sangat dipentingkan ya. Hmm, kebanyakan menyelepekan asi. dengan ngasi susu yang dibeli :D

    BalasHapus
  4. Mendukung banget IMD ini, jaman anak pertama belum ada spt ini. Giliran yg kedua lahir, kami belum begitu ngerti ttg hal ini. Sayang sekali ya kalau dipikir-pikir.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selanjutnya mari kita dukung org sekitar Qt Mb :)

      Hapus
  5. Alhamdulillah mbak anakku bisa IMD :)

    Saya dukung IMD!

    BalasHapus
  6. insyaallah tiga bulan lagi dede dalam perut lahiran mba, saya mau nanya kalau IMD itu bener-bener langsung pas baru keluar, apakah setelah bayinya dimandikan terlebih dahulu? aduuh maklum ini anak pertama jadi belum punya gambaran :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sehat2 ya bunda
      Imd langsung bunda. Dilap saja kalau mau dibersihkan tapi tidak dimandikan.
      Semoga lancar dan sehat berdua ya ;)

      Hapus
    2. Sehat2 ya bunda
      Imd langsung bunda. Dilap saja kalau mau dibersihkan tapi tidak dimandikan.
      Semoga lancar dan sehat berdua ya ;)

      Hapus
  7. Alhamdulillah .. Dua anak saya semua IMD dan ASI ekslusif, sebelum lahiran sudah request ke bidan nya takut mereka ga dukung IMD. Alhamdulillah.. Mereka dukung . Ini programnya hanya di tembalang aja atau se kota semarang juga mbak? Masyarakat kita memang butuh penyuluhan seputar kehamilan dan ASI

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebetulnya tiap kelurahan atau kecamatan ada program dr pemerintah untuk penyelenggaraan kelas kehamilan.
      Tetapi ada beberapa kendala sehingga tidak semua area bisa menyelenggarakan.

      Rowosari daerah binaan Undip, nah kegiatan diatas salah satu kegiatan pembelajaran Undip Mb. tetapi di laksanakan secRa real mb

      Hapus
  8. Dulu, Ilmi pas lahir juga gak boleh dikasih sufor. Sampe dia nangis njerit-njerit. Kasihan ....

    BalasHapus
  9. Sangat menarik mb..aku jg pernah ke Rowosari.memang daer situ agak pelosok ya dan perlu byk penyuluhan kyk gini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah Mbak banyak kegiatan mahasiswa disana dan mulai terbentuk kebiasaan2 baik masyarakat mengenai kesehatab

      Hapus
  10. klinik2 bersalin dan RS2 semua harus mendukung IMD agar banyak bayi yg bisa teselamatkan. Sukses terus dgn program2nya mba...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekarang imd sudah diwajibkan bagi semua nakes ya yg .menolong persalinan Mb

      Terimakasih ya :)

      Hapus
  11. semoga semakin banyak pihak berilmu seperti mba Diah yang dapat melatih para ibu untuk lebih peduli ngASI ya mba... juga perlu materi khusus dilingkungan nakes bahwa ASI itu yang pertama dan utama sehingga dapat disebarkan kepada orang tua baru yang minim pengetahuan soal ASI...

    BalasHapus

Terimakasih sudah berkunjung dan meninggalkan kenangan di kolom komentar blog. Insyaallah segera dibalas :)

Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup, it's not that hard to do dear...

Diberdayakan oleh Blogger.