Perlunya menerapkan jadwal membeli mainan pada anak



Saat anak saya berusia kurang dari 1 tahun, saya sudah mulai mengikuti seminar dan pelatihan parenting. Saya sadar betul bahwa urusan mendidik anak bukan perkara mudah, apalagi saat itu saya baru saya memasuki babak baru Long Distance Marriage. Saya dan suami memutuskan bahwa sebaiknya melanjutkan lagi studi tahun itu. Otomatis saya akan membawa anak saya yang masih berusia 9 bulan, kembali ke kota kelahiran saya dimana Universitas tujuan berada. Selain untuk pertimbangan pemenuhan ASI, saya juga tidak sanggup untuk berpisah darinya. Selanjutnya saya dibantu orang tua saya yang akan memberikan proses parenting untuknya.

Sekarang usianya sudah 3 tahun lebih. Ilmu parenting yang saya dapatkan dahulu mulai saya terapkan. Sebagai orang tua, segala kebaikkan yang harus diajarkan. Melalui proses ini saya juga mendapatkan hikmah untuk memperbaiki diri. 
Demi anak...

Salah satu bab dalam ilmu parenting adalah permasalahan mengajarkan disiplin. Disiplin pada anak harus diajarkan sedini mungkin. Pada saat bayi, contoh mudahnya adalah disiplin waktu menyusui, makan atau toileting. Sementara yang sedang saya terapkan belakangan adalah disiplin dalam membeli mainan. Mainan adalah hal yang paling menarik untuk anak usia 3 tahun. Hampir setiap hari yang difikirkannya adalah membeli mainan baru. Disinilah disiplin harus mulai dibangun. 

Cara yang saya dapatkan dari pelatihan parenting dari Aulady adalah dengan memberikan jadwal membeli mainan. Karena anak sudah bisa diajak negosiasi, maka penentuan jadwal adalah sesuatu yang  dapat dibicarakan bersama anak. Jadwal yang saya berikan untuk pembelian mainan adalah setiap hari minggu. Pada awalnya anak masih belum mengerti tetapi dapat disiasati dengan bicara dalam keadaan tenang bersamanya. Jangan memberikan pengertian ketika anak sedang marah, berteriak atau menangis karena harapan dia saat itu keinginannya harus dipenuhi. Proses saling percaya antara ibu dan anak juga terbangun dengan menunaikan janji pada hari minggu untuk membeli mainan. 


Belanja di pameran buku menggunakan hasil tabungan sendiri
Sungguh sebuah kegiatan yang saling membahagiakan. Anak menyambut dengan gembira setelah menunggu 1 pekan lamanya dan ibu berhasil memberikan latihan disiplin untuk anak.

Selain mengajaknya untuk membeli mainan di toko mainan, terkadang saya juga membeli via online. Saat memilih barang di online shop, saya tetap melibatkannya dalam pemillihan mainan. Jadi dia yang akan menentukan mainan apa saja yang akan dibeli. 
Meski terkadang masih ada godaan saat diajak belanja keperluan rumah tangga ke toko atau swalayan. Alhamdulillah, proses kedisiplinan membeli mainan anak mulai terbangun.


Mainan tak perlu mahal yang penting asik..

10 komentar:

  1. mantap ilmu parentingnya, tp sayang masih belum bs mempraktekkan! hehe
    btw templatenya sama dengan punya saya hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga masih proses Mbak. Alhamdulillah ikut training Parenting dulu bermanfaat sekali.

      Template yg ini saya rasa yg paling pas setelah lelah Gonta ganti Mbak.

      Hapus
  2. Salah satu anakku ada nggak disiplin membeli mainan. Apalagi kalau sudah nangis guling-guling di tempat mainan. Ingin rasanya kabur saja.
    Salah satu untuk menghindarinya dengan tidak lewat toko mainan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, jangan lewatnya deket2 toko mainan kalau belum terbiasa dengan penjadwalan

      Hapus
  3. astaga topeng Medin lucu banget sih :D

    BalasHapus
  4. Saya gak ad ajadwal Mbak. Tapi tiap kali Asma berangkat ngaji, uang saku pasti dibelikan mainan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itu ada lagi kebiasaan lain yg diajarkan d Aulady. Cuman sy blm hafal kalo anak yg lebih gede. Baru nelateni 3th

      Hapus

Terimakasih sudah berkunjung dan meninggalkan kenangan di kolom komentar blog. Insyaallah segera dibalas :)

Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup, it's not that hard to do dear...

Diberdayakan oleh Blogger.