DIY : permainan anak pemicu kreatifitas dan kecerdasan
Halo..
Assalamuallaykum teman baca...
Alhamdulillah bulan Ramadhan ini saya dan anak saya jalani bersama di Kota Kendari. Setelah sekian lama LDM. Meski pindah di lingkungan rumah yang tidak banyak anak-anaknya sehingga teman bermain anak saya jadi berkurang dan sering di rumah. Awalnya teman mainnya banyak tinggal milih yang kecil apa yang gede, cewek atau cowok, ada semua. Dia tetap menunjukkan rasa bahagia, terlihat dari ekspresinya tiap hari dan memaknai kebersamaan bersama ayahnya yang lama dia tunggu.
Bahagianya alhamdulillah ngefek ke pertumbuhan badannya, dia sudah jarang banget diare walau minum susu bergelas-gelas. May be, kemarin waktu gampang diare karena lactose intoleran yang disebabkan imun tubuh si balita sedang kurang fit. Bahagia adalah salah satu faktor yang menyebabkan semua fungsi tubuh dan proses metabolisme bekerja dengan baik termasuk imun tubuh. Jadi jangan lupa bahagia ya teman-teman.Satu kebiasaan saya dan anak saya yang masih kami lanjutkan adalah membuat mainan DIY. Do It Yourself atau lakukan sendiri ini bermanfaat sekali untuk keluarga kami.
Awal mula rajin bikin DIY
Sejak SD saya suka dengan pelajaran Prakarya, setiap kali ada pelajaran ini saya sangat semangat. Tugas-tugas prakarya seringkali saya tunggu-tunggu. Walaupun pada pelaksanaannya sering dibantu bapak karena dijadikan Pekerjaan Rumah yang boleh dibantu, apalgi saat proses menggergaji bambu untuk membuat Vas bunga atau menggergaji papan dan teripleks untuk membuat mobil-mobilan. Sementara untuk jahit menjahit saya sering melihat ibu yang pintar membuat baju, sehingga saya sudah bisa mengerjakan sendiri. Ibu membantu untuk menyiapkan bahan saja.
Semenjak hamil anak kedua, hmmm... tepatnya sebelum hamil saya mulai kembali suka dengan Craft. Saya mulai pelajari Crochet dan Knitting dari buku, toko rajut yang menyediakan tutor dan video Yutube. Setelah anak saya mulai berusia 1 tahun, saya mulai mengajaknya membuat berbagai macam kerajinan tangan yang dibuat sendiri atau bekennya kita sebut DIY. Jika menyebut DIY memang belum tentu mengacu pada Crafting, tetapi bermacam benda dan alat yang dibuat sendiri, Do It Yourself.
Manfaat Membuat Permainan DIY
Manfaat Membuat Permainan DIY
Manfaat membuat
permainan Do It Yourself ini tak hanya mendapatkan kesenangan dan
kreatifitas untuk anak saja tetapi banyak lagi, seperti :
1. Memilihkan permainan yang Aman dan Nyaman untuk anak
Permainan
yang dibuat sendiri tentunya lebih terjamin dari segi keamanan dan
kenyamanan anak. Kita bisa menyesuaikan ukuran, bentuk dan bahan yang
cocok. Sehingga anak akan bermain dengan aman dan nyaman
2. Meningkatkan daya kreatifitas dan pengetahuan anak
Salah satunya adalah sebagai media pembelajaran mengenal bermacam bahan
atau material kerajinan. Prosesnya untuk melatih motorik halus dan
kasar anak, sekaligus kemandirian dan kreatifitasnya.
3. Menghemat biaya pengeluaran mainan anak
Permainan DIY yang kami kerjakan seringkali memanfaatkan barang daur ulang atau bahan sisa. Sehingga dapat menghemat budget rumah tangga untuk membeli permainan anak.
4. Menambah Quality time bersama anak
Pelaksanaan
DIY permainan anak membutuhkan waktu bersama dengan orang tua, karena
ada beberapa peralatan yang belum bisa anak gunakan seperti jarum jahit,
gunting dan lem.
DIY adalah tantangan untuk Anak dan Emak
Permainan dan peralatan yang saya buat terbilang cukup banyak pada awalnya dari bussy carpet, origami, dough, sampai giant buble. Semua merupakan tantangan untuk saya karena membuatkan mainan DIY untuk anak saya sendirian dan sesekali diganggu olehnya yang tertarik untuk ikut membuat. Awal rasa tertarik ini adalah proses yang bagus untuk anak, karena 1 batu lompatan untuk mengajaknya ber-DIY sudah terlewati.
Kemauan anak saya saat masih berusia itu di bawah 2 tahun untuk membuat kerajinan adalah awal dari petualangan kami berdua di dunia DIY. Pekerjaan pertama yang dia kerjakan sendiri tanpa saya bantu adalah meronce kalung. Meronce akan melatih motorik halus dan melatih daya kreatifitasnya. Saya fikir dia akan bosan dengan lamanya proses meronce hingga menjadi sebuah gelang, ternyata dia melanjutkannya hingga membuat sebuah kalung.
Sampai Keringetan bikin ronce kalung dan gelang |
Hasil Meronce |
Setelah berhasil meronce kalung, dia sering menagih saya untuk membuat permainan DIY lainnya. Giant Buble, dough yang dibuat berulang-ulang sampai tidak pernah bosan, sempat juga kami mencoba membuat Slime. Tetapi karena waktu itu saya belum berhasil dan saya rasa banyak bahan kimia berperan di sana, maka saya menasehatinya untuk membuat permainan DIY lainnya yang lebih aman untuk anak-anak.
DIY itu Nagih!
Aktivitas DIY kami tidak berhenti begitu saja bahkan berlanjut ke area yang lebih seru. Selain kerajinan, kami juga mulai mempraktikkan pembuatan alat untuk peragaan science, memasak bahkan berkebun. Apalagi semenjak pulang ke Sulawesi, anak saya rajin ikut merawat kebun tanaman keluarga di belakang rumah bersama ayahnya.
Nah, ini dia yang sedang beraksi di kebun keluarga kami. Tanaman yang ada di bawah itu adalah bibit kangkung dan yang diberi tiang dari ranting adalah tanaman kacang panjang.
Kegiatan DIY berkebun kami diawali dengan menanam bibit yang disemai dalam polybag. Lalu dipindah ke tanah yang sudah dibuatkan bedengan supaya saat hujan bibit tanaman tetap aman dan nutrisi tanah dalam bedengan tidak banyak hanyut karena air hujan.
Hasil kebun kami sudah mulai dapat dipanen bulan Ramadhan ini. Beberapa hari yang lalu saya memasak ca kangkung hasil memetik di kebun. Menu sahur yang cukup sederhana, perpaduan antara ca kangkung dan ikan goreng. Rasanya lebih nikmat karena hasil rawatan sendiri dan di keluarga kami harus ada sayuran untuk menu sahur. Supaya badan lebih fresh selama puasa seharian.
Oh ya, di Kendari curah hujannya masih tinggi. Beberapa bagian kota ada
yang terendam banjir, semoga hujan hari ini tidak menyebabkan banjir
lagi. Aamiin. Anak saya sempat meminta untuk bermain hujan, pada periode musim ini.
Suatu hari, kami pulang dari bepergian dan menemukan halaman depan terendam air hujan. Mau tidak mau, kami harus melewatinya untuk masuk ke dalam rumah. Anak saya tentu saja memanfaatkan momen ini untuk bermain air.
Suatu hari, kami pulang dari bepergian dan menemukan halaman depan terendam air hujan. Mau tidak mau, kami harus melewatinya untuk masuk ke dalam rumah. Anak saya tentu saja memanfaatkan momen ini untuk bermain air.
Saya khawatir jika nantinya dia masuk angin, flu atau demam, karena di perjalanan sudah terguyur hujan sebelumnya. Alhamdulillah, anak saya tidak mengalami gangguan kesehatan seperti demam. Apabila terjadi demam, salah satu solusi pilihan keluarga kami adalah Tempra Syrup. Selain madu dan pelukkan (menurunkan panas dengan cara konduksi suhu tubuh anak ke orang tua), antipiretik atau penurun panas saya berikan jika suhu tubuh sudah tidak dapat dikendalikan. Apalagi anak saya kurang bisa diajak kerjasama soal kompres mengompres. Kitapun tahu akan sangat berbahaya jika anak-anak mengalami panas tinggi dalam waktu lama. Kejang adalah ancaman yang menakutkan bagi usia mereka, karena dapat merusak sel-sel otak pada anak.
Alasan Tempra Syrup menjadi salah satu antipiretik pilihan keluarga kami karena relatif mudah didapat. Bahkan ketika kami tinggal di Papua atau sedang berkunjung ke rumah mertua di desa.
Kandungan Paracetamol dalam Tempra Syrup akan membantu anak melewati masa demam ataupun mengatasi nyeri yang diakibatkan sakit gigi, imunisasi, ataupun sakit kepala. Rasanya yang enak membuat anak tidak susah untuk diajak bekerja sama minum obat. Tersedia juga gelas takar sehingga kita tidak susah memperkirakan dosis dari syrup, cukup ikuti aturan dosis pemakaiannya.
Tutup botolnya juga aman untuk anak-anak. Dulu, saya pernah membeli antipiretik lain yang tutup botolnya ulir biasa. Saya kurang memperhatikan jangkauan anak, sehingga dia bisa membukanya sendiri dan hampir menghabiskan 1 botol syrup antipiretik tersebut. Dia menjawab pertanyaan saya dengan santai, "habis minum sirup jeruk". Hwahh... panik kalau terjadi over dosis tentunya.
Saya langsung menghubungi rekan sejawat saya di Rumah sakit dan diberikan panduan khusus untuk observasi anak. Bahaya anak dapat menjangkau obat-obatan selain kondisi akut (mendadak) berupa overdosis, kondisi jangka panjangnya adalah kerusakan hati.
Kemasan CRC (Child Resistant Cap) dari Tempra syrup ini berbeda. Tutup botolnya sulit untuk dibuka anak kecil, karena harus ditekan dan diputar. Jadi, anak tidak mudah meminumnya karena tertarik dengan rasanya yang enak.
Alasan Tempra Syrup menjadi salah satu antipiretik pilihan keluarga kami karena relatif mudah didapat. Bahkan ketika kami tinggal di Papua atau sedang berkunjung ke rumah mertua di desa.
Kandungan Paracetamol dalam Tempra Syrup akan membantu anak melewati masa demam ataupun mengatasi nyeri yang diakibatkan sakit gigi, imunisasi, ataupun sakit kepala. Rasanya yang enak membuat anak tidak susah untuk diajak bekerja sama minum obat. Tersedia juga gelas takar sehingga kita tidak susah memperkirakan dosis dari syrup, cukup ikuti aturan dosis pemakaiannya.
Tutup botolnya juga aman untuk anak-anak. Dulu, saya pernah membeli antipiretik lain yang tutup botolnya ulir biasa. Saya kurang memperhatikan jangkauan anak, sehingga dia bisa membukanya sendiri dan hampir menghabiskan 1 botol syrup antipiretik tersebut. Dia menjawab pertanyaan saya dengan santai, "habis minum sirup jeruk". Hwahh... panik kalau terjadi over dosis tentunya.
Saya langsung menghubungi rekan sejawat saya di Rumah sakit dan diberikan panduan khusus untuk observasi anak. Bahaya anak dapat menjangkau obat-obatan selain kondisi akut (mendadak) berupa overdosis, kondisi jangka panjangnya adalah kerusakan hati.
Kemasan CRC (Child Resistant Cap) dari Tempra syrup ini berbeda. Tutup botolnya sulit untuk dibuka anak kecil, karena harus ditekan dan diputar. Jadi, anak tidak mudah meminumnya karena tertarik dengan rasanya yang enak.
Nah, untuk mengalihkan perhatian anak dari bermain air, saya mengajaknya untuk membuat telepon kaleng. Sayangnya tak lama telepon kaleng selesai dibuat, anak saya membongkarnya dan berencana membuat tempat pensil warna dari kaleng teleponnya. Jadi anak saya seperti sudah otomatis membuat DIY permainannya sendiri.
Kegiatan Do It Yourself kami, sempat saya dokumentasikan di Chanel Youtube milik saya diantaranya adalah
DIY alat melipat baju ala balita
Kertas kardus yang tidak terpakai bisa dimanfaatkan untuk membuat alat melipat baju balita. Selain mengajarkan kerapian, DIY alat ini mengajarkan pentingnya mendaur ulang bahan tidak terpakai.
Sehingga pelajaran hidup penting mengenai kerapian dan cinta bumi bisa didapatkan sekaligus
DIY periskop adalah kegiatan DIY yang sangat dia sukai. Selain dimainkan sendiri, periskop buatannya bisa dimainkan bersama teman-temannya. Unsur Science bisa didapatkan dengan membuat DIY periskop. Kelak saat belajar ilmu pemantulan bayangan pada cermin, dia akan mengingat pernah membuat periskop dari bahan daur ulang.
Menanam Biji Kacang Hijau (Belajar Perkecambahan)
DIY juga salah satu cara untuk mengajarkan pada anak mengenai science yang berhubungan dengan firman Tuhan. Salah satu yang saya ajakan adalah mengenai perkecambahan.
Adapun proyek yang sedang rajin dikerjakan anak saya adalah membuat boneka yang dijahit sendiri dari kaos kaki dan berlatih yubiami (merajut dengan jari).
Sedang menjahit mata boneka menggunakan manik-manik dan jarum ukuran terbesar yang agak tumpul
Kegiatan ini sangat menyenangkan untuk dilaksanakan bersama dengan keluarga. Bagaimana dengan aktivitas di keluarga teman baca?
Sharing yuk...
*Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog Tempra yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Taisho. Artikel ditulis berdasarkan pengalaman dan opini pribadi. Artikel ini tidak dapat menggantikan hasil konsultasi dengan tenaga kesehatan profesional.
Subhanallah uminya aja kreatif dan cerdas berimbas juga pada putrinya yang aktif, enerjik dan suka eksplore. DIY jadi wadah yang support daya kognitif n motoriknya
BalasHapusdoakan saya bisa mengiringi keaktifan geraknya mbak
HapusWah Ummu yang kreatif dan cerdas berimbas pada putrinya yg enerjik dan suka eksplore.
BalasHapuswow...bundanya telaten banget
BalasHapuspantas putrinya cerdas dan kreatif
saya termasuk kurang telaten mbak
Hapustapi melihatnya antusias saya jadi semangat
Mbak Indri emang kreatiff, pengin nyontoh juga.
BalasHapusselama ini aku baru sebatas bikinin rel kereta api dari kardus.
semangat mas ihwan
HapusMbak Indri... Kendari masih hujan terus ya. Sedih liat berita banjir disana huhuhu
BalasHapusBtw itu mbak Indri telaten banget bikin-bikin kreatifitas gitu. Kereeeen
Ou, obat demam anak kita sama nih. Tempra memang pilihan tepat
Semoga nyaman ditempat baru ya
Nanti klo aku pulang ke Kendari kita ketemuan yuk
iya mbak bulan lalu curah hujan lumayan tinggi
Hapusini sudah mendingan bulan ini mbak
siaaap kopdaar sama mb arni
DIY enggak hanya bikin kreatif anaknya, tapi emaknya mau engak mau juga ya mbak, kan kudu cari ide2 baru buat bikin DIY-nya :D
BalasHapusTFS
benr mbak, karena kudu bisa ngjarin si anak
HapusMbak Indri dan Medin sama2 kreatif. Mainnya jadi seru. Aku ajak anakku main gunting dan jarum pas udah SD hihi.
BalasHapusObat demam kita sama mbak. Dari baby sampe sekarang aku masih pake tempra buat anakku
aq pilihin yg tumpul mb jarum dan guntingnya yg dipakai medina, insyaallah aman dan dia belum pernah ngeluh ketujuk jarum
Hapustempra memang ada yg buat baby sama anak2 ya mbak
Mbak, kreatif banget bikin prakarya bareng anak. Anaknya bisa nanti dijadikan bisnis
BalasHapuswww.borusiallagan.com
bisa diajarkan bisnis craft maksdnya mb...
Hapushehe
Mbak kreatif bangeet... Kadang sy kurang telaten. Padahal anak2 suka sekali berkreasi. Hihihi... Sempat sih bikin DIY tapi gak tahan lama
BalasHapusdibelikan bahan2 saja mbak
Hapusmereka sebenarnya bisa buat sendiri kalau sudah gede
kita cuman ngawasin
Keren ih... Yang suka bikin-bikin sesuatu anak mbarepku. Aku cuma liatin doang :)
BalasHapusanaknya mb irfa kereeen
HapusKreatif banget kerrn nih mbak indri dan putrinya, lanjutkan DIY nya, ditunggu kreasi berikutnya ya ☺
BalasHapusmakasih mb vita yg baik
HapusMama kreatif!!! Empat jempol buat Mama Indri, dua lagi minjem jempol temen. Hehehe. Aku dulu pas masih jualan online biasa beli lakban banyak, dan bekasnya itu kukumpulin. Sampe dapet berkardus-kardus. Terus ta buat wadah pena, dll. Anak-anakku suka ikut bantu bikin juga.
BalasHapuswah kalau banyak bahan bisa asyik bebikinan nih
HapusRajinnya Mama Medinaa, aku ga telaten bikin DIY mba kurang kreatif anaknya dan mudah menyerah. Susah dikit trus males lanjutin ����
BalasHapussemangat mak iriiit biar iriiit
HapusAihh..kreatif bener mak. Saya angkat tangan deh kalau urusan DIY gini, lebih kreatif anaknya euy dari emaknya hahahaha
BalasHapusbeliin anak2 bahan yg banyaj maaak
HapusDr anak2 kecil pknya tempra terus
BalasHapuswah samaan ya mbak
HapusIh seruuu tanem tanem gitu, jadi anak bisa belajar kalau proses tumbuhnya tanaman ya mbaa
BalasHapushuum mbak
Hapusemaknya kebagian seru manen
uang belanja masuk dompet lagi deh
Jadi terinspirasi aku mba :-D
BalasHapusbisa buat referensi kelak kalo punya anak :-D
siiip
HapusSemangat menginspirasi...
BalasHapussemangaat
Hapushwaaa kreatif banget mba. Jadi nular ke anak deh. Hebat banget bisa meronce. Anakku 2 th belum tertarik dengan meronce
BalasHapuscoba lagi mbaak
HapusKreatif sekali mbak, bunda yang kreatif otomatis analnya pun ikut kreatif ya mbak
BalasHapusalhamdulillah anaknya jadi ikut seneng mbak
HapusSenangnya kalo emaknya kreatif gini aku tu emak yg ga kreatif banget mbak beli mainan jd aja ato cari ide di youtube hehhehe...
BalasHapusaq jg kadang nyari di yutub mb tp banyak di buku EBM
Hapus#promosiii
Waaah serunyaa.. di rumah aku juga suka bikin mba. Bahagianya kalau anak2 seneng maininnya ya
BalasHapusiya mbak ^_^
HapusMemupuk kreatifitas anak sejak dini ya mba, siip
BalasHapusmakasih mbak
HapusSemangat dan kreativitas ini bisa ditularkan ke warga sekitar yaa, mba...
BalasHapusRencana mau HS kah?
Seneng kalau lihat keluarga yang bisa bersinergi positif begini.
^^
tidak murni HS mbak tapi ikut menerapkan pola asuh HS
Hapusseru ya mbak bikin DIY permainan...huhuhuh aku juga harus bikin permainan buat intan nih kayaknya
BalasHapussemangat yaaa
HapusAnakku dulu suka bikin gelang juga dari manik-manik. Mamanya juga dibuatin, biar kembaran katanya :)
BalasHapusso sweeet mbak
HapusKreatif sekali si kecil Mom. Happy Parenting :)
BalasHapusthank yooou
HapusKreatifffff..... Mupeng deeeh.... 😄😍
BalasHapusbikiiinnnn...
HapusAku jg suka ngecraft tp sayangnya bosenan.hihi.anakku sbnrny hobi menggunting bahkan kl g diawasi kertas yg kepake jg dgunting hihi
BalasHapussamaan mb,
Hapusanakq sudah menggunting barang2 yg sebenarnya g perlu digunting
Terampil bgt mbakk..jadi dulu Medin pakai kaoskaki n topi rajutan sendiri waktu baby?
BalasHapusengga mbak, dikirimin temen
HapusKeren bgt mbk.... emak n anak sma2 kreatif... menginspirasi banget ne buat emak2 yg laen....
BalasHapussemangaat ya mbak
HapusWalaupun main game, dulu juga aku masih main gundu, congklak, lompat tali dsb hehe. Permainan tradisional emang juara.
BalasHapusomnduut.com
eheheh om nduut bisa ajah
HapusHarus telaten banget ya ngajarin anak DIY, duh pengen banget kayak gini tapi serasa gak cukup terus waktunya.
BalasHapusbikin yg simple2 saja mbak
HapusHalooo Medina cantik, pinter shaliha dan sehat selalu ya sayang. Mb Indri, mau ikut nyoba yg ngronce manik2 ya buat Piki, makasih idenya.
BalasHapussimi2 mbaaak
HapusSerunyaaaaa... Medina hebat. Kalung sama gelangnya bagus. Mau nyoba juga ah buat main ama Lala. Makasih idenya mbak Indri..
BalasHapusmost welcome mbak dian
HapusSerunya berkebun.. Belum pernah nih nyoba berkebun sama Hasna.
BalasHapusUdah lama juga nggak DIY-an mainan. Baca ini jd pengen lagi
Semoga sehat dan bahagia terus ya Kak Medina 😍
hayuuuk lagiii
Hapus