[Repost] The power of kunyit


Gambar dari Wikipedia
 Cerita tentang kunyit ini bermula saat kambuh alergi anak saya dan saya tidak membawa salep alerginya saat mudik. So sad apotik lumayan jauh apalagi Rumah Sakit. Jadi, kami memilih pengobatan dari alam, yaitu kunyit. Caranya  mudah saja, diparut dan air parutan kunyit ini dibalurkan ke tubuh yang gatal. Lumayan mengatasi, namun harus kontinyu dan agak lama sehingga menghasilkan efek setara obat medis, sesuai dengan prinsip penggunaan herbal. Selain untuk gatal saya juga mengenalnya sebagai obat diare dengan dikombinasikan dengan garam dan air minum secukupnya. Atau penghilang bau badan dan pelancar datang bulan dengan dikombinasikan bersama asam jawa menjadi jamu kunyit asam. Selain itu manfaat kunyit adalah sebagai penyuplai nutrisi untuk otak dan memperbaiki mood pencernaan.

Pengobatan herbal dengan konsep 'back to nature' sedang menjadi pilihan lain bagi masyarakat dan pengembangan wilayah pengetahuan bagi tenaga kesehatan. Pengemasan yang lebih canggih, higienis dan modern semakin meningkatkan daya tawar pengobatan herbal. Berbagai merek dan system penjualan menciptakan peluang dan strategi bisnisnya sendiri. Sisi positif adalah masyarakat beralih pada pola hidup sehat dengan mengelola herbal yang biasanya mensyaratkan gaya hidup yang mendukung kesehatan tidak bisa ditinggalkan. Seperti menghindari makanan yang mengandung zat kimia berbahaya (zat aditif, pengawet dan pewarna), rutin berolah raga dan mningkatkan kualitas hidup spiritual. 

Sebagaimana herbal, bahkan obat medispun akan sulit untuk diandalkan jika manusia yang sakit tidak berusaha untuk hidup sehat. Konsep herbal mampu menyembuhkan segala penyakit harus diyakini sebagai perilaku hidup sehat secara meenyeluruh. Namun dalam suatu keadaan darurat, mendadak (akut) atau berkepanjangan dan berulang (kronis), bersandar hanya pada herbal saja bukanlah pilihan yang bijaksana.
Pelayanan medis berupa check-up kesehatan atau terapi medis lain terkait penyakit perlu untuk dipertimbangkan. Herbal sebagai makanan obat masih bisa berjalan dengan terapi medis asal diketahui oleh tenaga medis yang merawat pasien. Rumah sakit holistik adalah sebagai contoh penerapan herbal dengan kombinasi ilmu science modern.

So, herbal apa sajakah yang sudah anda konsumsi secara rutin?





8 komentar:

  1. Kunyit sy gunakan dalam masakan Pallu Mara baik yang ikannya bandeng maupun ekor kuning, apalagi ulu juku. Benar-benar kunyit itu memberikan warna yang menarik dan sensasi yang berbeda. Top dan mknyuusss...

    BalasHapus
  2. Kl aku jahe mbak. Biar gak gampang masuk angin. Hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah iya jahe melancarkan peredaran darah, meringankan sakit kepala hingga migrain, meredakan demam, pilek dan batuk, meredakan nyeri menstruasi.

      Sips mbak ;)

      Hapus
  3. Nah setujuuuu kembali ke herbal
    Meski demikian, bukan berarti saya nolak pengobatan medis :)

    Prema, 5 tahun sudah terbiasa dengan beras kencur
    Klo lagi batpil saya suka nyampurin kencur dalam sayuran, dirajang kecil-kecil dan dimakan gitu aja. Entah karena terbiasa atau cocok sama rasanya, prema suka sekali mengunyah kencur. Udah kayak ngemil deh

    Selain kencur kunyit asem juga minuman favorit dirumah.

    Klo lagi pegel2 atau hawa dingin, kami sekeluarga suka sekali menikmati jahe hangat

    BalasHapus
    Balasan
    1. So sad ya mbak kalau ada yg cuma mengandalkan terapi herbal tapi meninggalkan medis padahal kondisi sudah parah :(

      Kencur, kunyit, asam dan jahe herbal yg sehari2 bisa didapat dgn mudah, dlm masakan sehati-haripun :)

      Hapus
  4. Apa yaaa yg rutin...di kebun belakang banyak taneman sih mba, tp yg rutin dikonsumsi malah daun so, daun ginseng, lombok, pisang, halaahh makan terus malah nih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Daun gingseng nih aq blm pernah nyoba mbak. Buat sayur bening katanya enak ya mb..

      Hapus

Terimakasih sudah berkunjung dan meninggalkan kenangan di kolom komentar blog. Insyaallah segera dibalas :)

Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup, it's not that hard to do dear...

Diberdayakan oleh Blogger.