Keluarga Sejahtera Tahap Berapakah Keluarga Kita?
![]() |
credit : stocksnap free foto |
Kehidupan perekonomian Indonesia sebagai negara berkembang memiliki pasang surut pada setiap keluarga. Sebagian Keluarga mengalami penurunan kemampuan secara financial, namun sebagian lain mengalami peningkatan. Selain kemampuan financial, Family Health Nurse atau perawat kesehatan keluarga yang bertugas memberikan asuhan asuhan keperawatan keluarga perlu mengkaji faktor lain. Hal ini terangkum dalam pemeriksaan atau pengkajian tahapan keluarga, sejauh apa sebuah keluarga memiliki tingkat kesejahteraan yang dirumuskan oleh BKKBN tahun 1999.
Selain perawat, pembaca juga dapat mengukur kesejahteraan keluarga sudah pada tahapan apa. Formula pengukuran tahapan keluarga sejahtera adalah sebagai berikut, :
Keluarga prasejahtera
Keluarga prasejahtera belum mampu memenuhi kebutuhan dasar (basic needs) secara minimal, Seperti: pendidikan, agama, makan, pakaian dan kesehatan.
Keluarga ini belum mampu untuk melaksanakan 5 hal berikut:
1) Keluarga melaksanakan ibadah menurut agama masing-masing.
2) Keluarga makan dua kali sehari atau lebih.
3) Keluarga menggunakan pakaian yang berbeda untuk berbagai keperluan
4) Keluarga mempunyai rumah yang sebagian besar lantai bukan tanah
5) Bila anak sakit atau ingin ber-KB dibawa ke petugas atau sarana kesehatan
Keluarga sejahtera tahap I
1) Keluarga melaksanakan ibadah menurut agama masing-masing.
2) Keluarga makan dua kali sehari atau lebih.
3) Keluarga menggunakan pakaian yang berbeda untuk berbagai keperluan
4) Keluarga mempunyai rumah yang sebagian besar lantai bukan tanah
5) Bila anak sakit atau ingin ber-KB dibawa ke petugas atau sarana kesehatan
Keluarga sejahtera tahap I
Keluarga yang sudah dapat memenuhi kebutuhan dasar (basic needs) secara minimal tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosia psikologis (social psychological need), seperti: pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga dan lingkungan, transportasi.
Keluarga ini sudah mampu melakukan 5 hal dari Tahapan Keluarga Prasejahtera tetapi belum mampu melaksanakan 9 hal berikut :
1) Keluarga melaksanakan ibadah secara teratur menurut agama yang dianut
2) Keluarga makan daging, ikan, telur sebagai lauk-pauk minimal 1 kali seminggu
3) Keluarga memperoleh pakaian baru 1 kali dalam setahun
4) Setiap anggota keluarga mempunyai ruang kamar luasnya 8m2
5) Semua anggota keluarga sehat dalam 3 bulan terakhr sehingga dapat melaksanakan tugas sesuai dengan fungsinya masing-masing.
6) Minimal 1 anggota keluarga 15 tahun keatas memiliki penghasilan tetap.
7) Seluruh anggota keluarga usia 10-60 tahun bisa baca tulis huruf latin.
8) Anak usia sekolah (7-15 tahun) dapat bersekolah.
9) Keluarga pasangan usia subur (PUS) memakai kontrasepsi dan mempunyai dua anak atau lebih yang hidup.
2) Keluarga makan daging, ikan, telur sebagai lauk-pauk minimal 1 kali seminggu
3) Keluarga memperoleh pakaian baru 1 kali dalam setahun
4) Setiap anggota keluarga mempunyai ruang kamar luasnya 8m2
5) Semua anggota keluarga sehat dalam 3 bulan terakhr sehingga dapat melaksanakan tugas sesuai dengan fungsinya masing-masing.
6) Minimal 1 anggota keluarga 15 tahun keatas memiliki penghasilan tetap.
7) Seluruh anggota keluarga usia 10-60 tahun bisa baca tulis huruf latin.
8) Anak usia sekolah (7-15 tahun) dapat bersekolah.
9) Keluarga pasangan usia subur (PUS) memakai kontrasepsi dan mempunyai dua anak atau lebih yang hidup.
Keluarga sejahtera tahap II mampu memenuhi kebutuhan dasar (basic needs) dan seluruh kebutuhan psikologis tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan perkembangannya (developmental needs) seperti: kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi.
Keluarga sudah mampu melaksanakan 14 hal dari poin keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera tahap I, tetapi belum mampu melaksanakan 7 hal berikut:
1) Keluarga berusaha meningkatkan pengetahuan tentang agama.
2) Keluarga mempunyai tabungan.
3) Keluarga makan bersama paling sedikit sekali sehari.
4) Keluarga ikut serta dalam kegiatan masyarakat.
5) Keluarga melakukan rekreasi minimal 6 bulan sekali.
6) Keluarga memperoleh berita dari surat kabar, majalah, radio, dan televisi.
7) Keluarga mampu menggunakan sarana transportasi.
Keluarga sudah mampu melaksanakan 14 hal dari poin keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera tahap I, tetapi belum mampu melaksanakan 7 hal berikut:
1) Keluarga berusaha meningkatkan pengetahuan tentang agama.
2) Keluarga mempunyai tabungan.
3) Keluarga makan bersama paling sedikit sekali sehari.
4) Keluarga ikut serta dalam kegiatan masyarakat.
5) Keluarga melakukan rekreasi minimal 6 bulan sekali.
6) Keluarga memperoleh berita dari surat kabar, majalah, radio, dan televisi.
7) Keluarga mampu menggunakan sarana transportasi.
Keluarga sejahtera tahap III
Keluarga sejahtera tahap II adalah keluarga yang sudah mampu memenuhi kebutuhan dasar (basic needs), sosial psikologis, dan kebutuhan perkembangannya (developmental needs) namun belum dapat memberikan kontribusi yang maksimal terhadap masyarakat.
Keluarga mampu melaksanakan 21 hal dari tahapan keluarga sebelunya, tetapi belum mampu melaksanakan 2 hal berikut:
1) Keluarga memberikan sumbangan secara teratur dan sukarela dalam bentuk material kepada masyarakat.
2) Keluarga aktif sebagai pengurus yayasan sosial/agama atau institusi masyarakat.
1) Keluarga memberikan sumbangan secara teratur dan sukarela dalam bentuk material kepada masyarakat.
2) Keluarga aktif sebagai pengurus yayasan sosial/agama atau institusi masyarakat.
Keluarga sejahtera tahap III plus
Keluarga yang dapat memenuhi seluruh kebutuhanya, (baik kebutuhan dasar, social psikologis, perkembangan, serta dapat memberikan sumbangan yang nyata bagi masyarakat. Keluarga sudah mampu melaksanakan semua syarat/indikator dari tahapan keluarga sebelumnya.
Perumusan Keluarga sejahtera tahap II plus memiliki harapan peran serta anggota keluarga untuk mengambil tanggung jawab dalam kemasyarakatan, baik secara material maupun non material. Hal ini menjadi sebuah hal positif yang selaras dengan prinsip gotong royong, saling membantu meningkatkan status kesejahteraan keluarga lain sekaligus menjadi pelopor bagi keluarga sejahtera pada tahapan di bawahnya untuk bersedia turut serta dalam kegiatan positif kemasyarakatan.
Peran dari tokoh masyarakat dan tokoh agama menjadi penting karena sebagai stakeholder yang paling dekat posisinya dengan masyarakat memiliki bargaining position yang lebih baik. Pada saat yang bersamaan FHN (Family Health Nurse) mendukung dengan memfasilitasi informasi terkait kesehatan yang diperlukan oleh stake holder tersebut.
Contoh nyata dalam peran serta keluarga dalam masyarakat adalah ketika ada keluarga dengan penyandang disabilitas (keterbatas/kecacatan) hidup pada tahapan keluarga prasejahtera, masyarakat dengan tahap sejahtera III plus bukan hanya mampu membantu keluarga dengan disabilitas tersebut, namun mampu merangkul keluarga lain yang lebih sejahtera untuk turut membantu keluarga dengan diasbilitas.
Solusi ini bukan hanya akan menyelesaikan masalah sosial ekonomi keluarga tidak mampu, namun juga akan memangkas jurang pemisah antara si kaya dan di miskin. Serta membangun good environment to live.
Jadi sejauh apa peran anda sebagai Family Health Nurse?
Dan, sejauh apa tahapan keluarga anda? Sudahkan anda mengambil peran dalam masyarakat?
Mari segera ambil peran kita masing-masing
Mari segera ambil peran kita masing-masing
saat baca judulnya..membayangkan rumah tipe 36, 48, dll..semacam kpr gitu deh
BalasHapusdan kesehatan emntal juga diperhitungkan ya, gak cuma fisik nya
Benar, ayem tentrem juga penting
Hapus